Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Pilih Belanja Online atau Offline?

Diperbarui: 13 Mei 2020   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Untuk urusan belanja, hidup memang semakin mudah dan praktis saja. Faktanya, kalau kita amati beberapa tahun terakhir, ternyata semakin banyak orang telah meninggalkan belanja offline dan beralih ke belanja online. Sebagian orang pun mulai berlomba-lomba berjualan online. Tentu hal itu sangat didukung oleh perkembangan dan kemajuan gadget dan internet yang mumpuni.

Meminjam istilah yang dipakai Rhenald Kasali dalam bukunya, "The Great Shifting" bahwa "Kini kita bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan hanya dengan kekuatan jari." Alatnya ada dalam genggaman. Itulah alasannya orang berlomba-lomba jualan online dan belanja online.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tergolong pada kategori kelompok yang senang belanja online atau belanja offline?

Bagi orang yang super sibuk dan orang yang serba praktis atau tidak mau repot, mungkin akan memilih belanja online saja. Sementara yang senang jalan atau belum percaya sepenuhnya dengan belanja online tentu mereka akan lebih memilih belanja offline.

Demikian halnya di masa lebaran seperti sekarang, tentu kedua kelompok kategori ini akan tetap menampilkan jati dirinya. Ada yang akan memilih belanja online dan tentu akan tetap memilih belanja offline. Masing-masing akan memiliki pertimbangan tersendiri.

Tapi saran saya, mari bijaksana saja untuk melakukan pilihan. Toh dua-duanya memiliki plus minus. Ketika kita belanja online, ternyata ada banyak pedagang konvensional yang mengalami pendapatan yang menurun. Perekonomian mereka akan terganggu. Kasihan juga semakin banyak yang kehilangan mata pencaharian.

Di sisi lain,  kalau kita memilih belanja konvensional, barangkali ada juga kekhawatiran akan berdesakan dan bertemu dengan orang yang tidak tahu kondisinya. Tentu terlebih karena masih tingginya tingkat penyebaran Covid-19 di negeri ini.

Bagi orang yang berbelanja online, sisi lemah lainnya adalah harus membayar ongkos kirim (ongkir) yang mungkin lumayan mahal dan ada pula seperti berbelanja "beli kucing dalam karung".

Berbeda dengan belanja offline, kita dengan leluasa memilih dan mengamati secara langsung barang yang hendak kita beli.

Bagi saya pribadi, tergantung situasi dan kebutuhan yang sedang kita belanjakan saja. Selagi masih ada waktu dan situasinya memungkinkan akan tetap berbelanja secara offline, sehingga pedagang offline pun tetap hidup. Sebaliknya, kalau lebih menguntungkan dengan belanja online, ya kenapa tidak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline