Hidup ini adalah misteri,
yang takkan bisa dimengerti
Kadang hujan badai datang menakutkan
Namun adakala pelangi hadir memberi harapan
Begitu penggalan lirik lagu yang dinyanyikan Gisella Anastasia. Setuju dengan lagu tersebut. Hidup itu adalah misteri, tidak ada satu orang pun yang tahu akan hari esok.
Bahkan siapa yang tahu kalau awal Maret kemarin adalah babak awal kesedihan bagi bangsa kita. Tepatnya, semenjak pemerintah mengumumkan bahwa sudah ada warga negara Indonesia yang terpapar virus corona. Bahkan hingga sekarang, semakin banyak saja warga yang terpapar, begitu pula dengan daerah penyebarannya yang semakin meluas.
Sekarang sudah memasuki bulan Ramadan, permasalahan pandemi Covid-19 belum terselesaikan. Semua tentu berharap agar segera ada solusi. Bahkan umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa dan akan disusul hari kemenangan, Idul Fitri, tentu masih berharap dapat menjalaninya seperti sediakala.
Mungkin sebelumnya, sudah banyak orang yang merancang dan merencanakan lebaran tahun ini dengan baik. Ada yang telah merencanakan tempat merayakan hari lebaran, merayakan hari lebaran tersebut bersama siapa, bahkan kapan akan memboyong keluarga untuk mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga besar ke kampung halaman.
Ternyata apa yang dirancang dan direncanakan manusia, berbeda dengan yang diharapkan atau kenyataan.
Semua orang ternyata masih harus menjalankan "social distancing". Bagi sebagian daerah telah ditetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini memang tidak menyenangkan. Karena ada yang harus mengubah semua rencana, membatalkan perjalanan mudik ke kampung halaman, dan memilih untuk berdiam diri di rumah saja.
Beribadah di rumah, bekerja di rumah dan belajar di rumah merupakan anjuran pemerintah yang telah digaungkan sejak awal wabah ini.
Siapa yang tidak sedih, bahkan mungkin ada yang sampai ingin berontak dan menjerit. Tetapi ini semua adalah demi kebaikan bersama. Melakukan setiap prosedur yang diterapkan pemerintah tentu akan membantu penyelesaian masalah pandemic Covid-19 agar segera berakhir. Tentu tidak ada yang mengharapkan masalah ini berlangsung lama.
Terkadang hidup itu sering kita tidak mengerti, bahkan kita baru mengerti belakangan hari. Mungkin besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Sesungguhnya yang sempurna mengerti kehidupan itu sendiri adalah Tuhan. Tuhan yang memberikan kehidupan, yang memilihara, dan yang akan mengambil kehidupan itu kembali. Untuk itu sikap berserah adalah pilihan hidup satu-satunya.
Memang, "kadang hujan badai datang menakutkan", kata lirik ketiga lagu tersebut. Bahkan saya menganalogikannya seperti kondisi orang yang tidak tahu berenang atau hampir tenggelam. Di dalam air kakinya sudah jinjit dan airnya persis berada dibawah hidung. Hidup antara pasrah dan memohon pertolongan.