Cara baik mempertahankan kesinambungan pangan adalah regenerasi petani. Sementara cara yang terbaik menciptakan kedaulatan pangan adalah regenerasi petani yang visioner. ~Thurneysen
Bagiku, Thomas Robert Malthus (1766-1834) adalah seorang yang visioner. Salah satu teorinya berkata bahwa bahan pangan bertambah mengikuti deret hitung, sedangkan pertumbuhan jumlah penduduk mengikuti deret ukur.
Artinya, pada titik tertentu bahwa jumlah penduduk akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan pangan. Jika tidak segera diatasi, maka kemiskinan dan kemelaratan di muka bumi pun akan terjadi.
Setidaknya dengan teori tersebut, orang mulai berpikir dan berpacu untuk memecahkan masalah dengan mengembangkan teknologi pertanian. Salah satunya yang kemudian hari kita kenal dengan gagasan Revolusi Hijau.
Bangsa kita pun tidak luput dalam hal itu. Mengingat jumlah penduduk sudah menembus angka di atas 260 juta jiwa, maka sejatinya ketersediaan pangan pun harus tetap menjadi prioritas.
Kita Butuh Regenerasi Petani dan Petani Visioner
Aku tidak termasuk pada dua kategori judul kecil ini. Bukan bagian dari regenerasi petani, apalagi petani yang visioner.
Dulu, memang saya pernah kuliah di jurusan pertanian. Tapi tidak pernah bercita-cita menjadi seorang petani. Setelah menjalani kuliah dua semester di pertanian, baru menyadari bahwa ternyata hatiku tidak pernah jatuh cinta dengan jurusan tersebut.
Bahkan kalau mencoba mengingat kembali, ternyata dari kecil hingga menjelang kuliah tidak sedikitpun terbesit dalam benakku menjadi seorang sarjana pertanian.
Jujur, saya hanya mengambil jurusan pertanian karena ada tawaran beasiswa dari sebuah kampus swasta di kota Medan. Tawaran beasiswa tersebut tidak lain karena rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA-ku yang lumayan baik.
Alhasil, setelah menjalani perkuliahan setahun, ternyata tidak sedikutpun rasanya menikmati kuliah di jurusan pertanian. Kartu Hasil Studiku (KHS) memang tergolong baik dari satu angkatan. Tapi apalah artinya nilai baik kalau hatiku tidak ada pada bidang tersebut.