"Water is life, and clean water means health." --- Audrey Hepburn
Siapapun orangnya, tak akan dapat membantah pernyataan tersebut. Air adalah kehidupan, dan air bersih berarti kesehatan.
Setiap hari kita membutuhkan air bersih. Setidaknya kita membutuhkan sekitar 8 gelas air minum setiap hari. Belum lagi air yang kita gunakan untuk memasak, mandi, mencuci piring dan pakain serta kebutuhan rumah tangga lainnya.
Seandainya hal itu tidak dapat terpenuhi, maka apa yang terjadi? Kehidupan kita pasti akan terganggu.
Bukan hal yang mustahil akan terjadi pada diri kita atau masyarakat tempat kita tinggal. Bahkan di luar sana, sudah ada banyak orang yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupannya setiap hari. Mereka selalu menanti pertolongan dari daerah lain. Kehidupan yang menyedihkan.
Dalam sebuah sumber terpercaya yang diakses 8 Maret 2019) mengatakan bahwa, di dunia ini ada 2,1 miliar orang hidup tanpa air bersih di rumah. Secara global, 80% orang yang harus menggunakan sumber air yang tidak aman dan tidak terlindungi tinggal di daerah pedesaan.
Ada 68,5 juta orang yang terpaksa mengungsi dari rumah karena akses layanan air bersih sangat bermasalah. Sekitar 4 miliar orang, hampir dua pertiga populasi dunia, mengalami kelangkaan air parah setidaknya satu bulan dalam setahun.
Lebih dari 700 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari karena diare terkait dengan air yang tidak aman dan sanitasi yang buruk.
Bahkan diperkirakan 700 juta orang di seluruh dunia bisa terlantar akibat kelangkaan air yang parah pada tahun 2030. Tragis bukan?
Bulan ini, tepat tanggal 22 Maret 2019, akan diperingati kembali Hari Air Sedunia. Negara kita tentu tidak terkecuali. Ini harus menjadi momen refleksi bagi kita bersama.