Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

5 Caraku Ketika Mandek Menulis

Diperbarui: 23 September 2018   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (dokumentasi pribadi)

Rutinitas menulis tentu tidak jauh berbeda dengan rutinitas lainnya, ada kalanya sampai pada titik jenuh. Pikiran susah diajak kompromi untuk menelurkan gagasan.Sementara tangan pun mulai tidak lincah lagi menari-nari untuk merangkai kata demi kata.

Beberapa hari belakangan, hal itulah yang kualami. Bukan berarti sama sekali tidak menulis. Sebab di media sosial dan blog pribadi pun aku masih menulis. Tapi rasanya jauh lebih berat dari biasanya.

Kalau sudah bertemu dengan monster menulis yang demikian, biasanya hanya tiga hal yang berikut yang bisa dilakukan. Pertama, tetap mencoba menulis dengan resep lama tapi rasanya hambar. Kedua, tetap menulis dengan resep lama tapi dengan kreasi baru. Ketiga, belajar resep baru, sehingga ada menu baru yang disuguhkan agar menulis tidak membosankan.

Hal pertama, tentu bukanlah pilihanku. Tapi biar gak mandek menulis, biasanya hal kedua dan ketiga yang aku jajaki. Bila perlu diajak berkoalisi sekalian, haha.... kayak partai politik aja.

Pertanyaannya, bagaimana mewujudkan alternatif kedua dan ketiga tersebut dalam menulis?

Berikut lima hal yang biasanya kulakukan agar tidak mandek dan hambar menulis. Sekali lagi, ini ala saya loh! Bisa saja cocok dengan pembaca, bisa juga tidak.

Pertama, melakukan evaluasi untuk mencari akar masalah.

Perlu diingat, mencari akar masalah mandek dan hambar menulis, jauh lebih efektif daripada mencari solusinya. Sebab kalau sudah menemukan permasalahannya, tentu akan jauh lebih mudah mencari solusi dan mengatasinya. Artinya jangan coba-coba mencari solusi tanpa tahu akar masalahnya. Bisa-bisa solusinya "jaka sembung" alias gak nyambung dengan permasalahannya.

Kedua, membaca tulisan orang lain.

Dari berbagai tulisan orang lain, sebenarnya bukan saja kita sedang mendapat informasi dan pengetahuan tentang konten dari tulisan itu sendiri. Tapi lebih dari itu. Selalu saja ada yang bisa dipetik sebagai pelajaran dalam mengolah kata-kata, cara menyajikannya agar lebih menarik dan bagaimana kita sebagai konsumen berselera dibuatnya.

Ketiga, memperbanyak membaca buku dan literasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline