Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Kartini, "Workshop", dan HOTS

Diperbarui: 22 April 2018   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : dokumentasi Rudi Wijaya

Hari ini adalah hari yang spesial. Hari Kartini. Kali ini, kami tidak sedang menyaksikan  para wanita menggunakan kebaya dan konde di kepala. Tapi justru sedang belajar dari seorang "Kartini" masa kini, Dr. Nancy Susiana, M.Pd. (Dekan STKIP Surya) pada sebuah acara workshop yang bertemakan "Mahir Menerapkan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013".

Walapun hari libur sekolah, tapi kami guru-guru SDH Lippo Cikarang Bekasi yang menjadi peserta workshop terlihat antusias untuk hadir dan mengikutinya.

Foto : dokumentasi Rudi Wijaya

Di samping karena workshop tersebut merupakan kebutuhan untuk memperlengkapi diri guru seputar K-13, ternyata workshop tersebut dibawakan dengan menarik dan mudah dicerna. Sehingga workshop yang diselenggarakan dari pukul 07.30-15.00 WIB itu, rasanya berlalu begitu cepat.

Di awal workshop, Nancy, mengatakan bahwa perkataan seorang guru sangat berperan dalam diri seorang siswa. Untuk itu, seorang guru harus benar-benar menjadi role model, sehingga seorang siswa dapat berkarakter yang baik.

Itulah sebabnya dalam K13, pembentukan karakter atau sikap ternyata merupakan salah satu bagian yang sangat penting yang harus diperhatikan. Baik itu sikap spiritual (religius) maupun sikap sosial. Di samping pengetahuan yang sudah harus berbasis HOTS atau High Order Thinking Skills dan keterampilan abad 21 seperti berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah.

Sehingga sederhananya, berbicara tentang K13 sebenarnya sedang berbicara tentang manusia seperti apa sesungguhnya yang ingin kita bentuk? Atau karakter, ketrampilan dan pengetahuan yang bagaimana yang harus dimiliki siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Dengan demikian, maka kurikulum itu sesungguhnya harus berbicara hasil akhir.

Bagi saya pribadi, membicarakan tentang HOTS menjadi begitu menarik akhir-akhir ini. Terutama ketika adanya polemik tentang HOTS dalam soal UNBK 2018

Merujuk pada tulisan Ferry Yang, CEO Yang Academy, pada Kompasiana (18/4/2018). Setidaknya banyak pertanyaan yang perlu dipecahkan menyoal tentang HOTS pada UNBK 2018.

Baca : Mengenai Polemik UNBK

Menurut hemat saya, persoalan itu adalah tantangan yang harus serius disikapi. Pembenahan harus terus diupayakan dan seluruh elemen pendidikan harus bersinergi mewujudkannya.

Kembali pada topik pengetahuan yang berbasis HOTS sebelumnya. Bahwa dalam K13 ada beberapa hal yang berbeda. Jikalau pada kurikulum terdahulu hanya berbicara pada dimensi proses kognitif berdasarkan taxonomy bloom (C1: mengingat, C2 : memahami, C3 : menerapkan, C4 : menganalisis, C5 : menilai, C6 : mengkreasi), maka pada K13 dikembangkan pula dimensi pengetahuan yang meliputi faktual, konsep, prosedural dan metakognitif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline