Dalam usaha mewujudkan mimpi, Anda akan mencapai lebih banyak, lebih cepat dengan mengidentifikasi 20 persen tugas prioritas dan menghabiskan sebagian besar waktu Anda untuk mewujudkannya.(James Lee Valentine)
Setelah menikah November 2004, saya dan istri mulai berdiskusi dan menetapkan berbagai prioritas penting dalam kehidupan rumah tangga yang akan kami jalani.
Dari beberapa prioritas yang kami buat, memiliki rumah segera mungkin adalah salah satu prioritas utama yang kami putuskan. Alasan utamanya adalah mengingat biaya kontrakan rumah di Jakarta sangat mahal. Kalau dipikir-pikir, mending uang kontrakan rumah tersebut dijadikan untuk biaya cicilan rumah setiap bulannya. Walau cukup panjang waktunya, toh pada akhirnya rumah tersebut akan menjadi milik pribadi.
Tetapi masalahnya, untuk mewujudkan mimpi tersebut sebenarnya bukan perkara mudah bagi kami. Hal ini mengingat pekerjaan saya waktu diawal pernikahan hanyalah seorang pengajar freelance di sebuah bimbingan belajar di Jakarta. Sementara, istri masih baru mulai bekerja setelah pindah dari perusahaan lamanya di Batam.
Bicara tentang tabungan, kami sudah tidak punya. Maklum saja, kami baru selesai melangsungkan acara pernikahan di kampung halaman. Artinya, dana di tabungan kami telah habis terkuras untuk keperluan pernikahan tersebut. Untuk mewujudkan mimpi memiliki rumah, tentu butuh perjuangan ekstra dulu untuk mengumpulkan DP membeli rumah.
Tapi satu keyakinan kami bahwa kalau ada niat yang tulus dan memang rejeki, pasti Tuhan akan berkati dan kabulkan setiap usaha yang akan kami lakukan.
Faktanya memang begitu, diawali dengan kabar sukacita bahwa setengah tahun kemudian, saya pun akhirnya mendapat pekerjaan tetap (sebagai guru), persis bulan Juni 2005 di Cikarang. Disusul kemudian dengan kabar dari istri yang telah diangkat menjadi karyawan tetap setelah setahun bekerja di perusahaannya. Memang istri saya tergolong cepat menjadi karyawan tetap di sebuah perusahaan tersebut. Itulah kemudah-kemudahan yang Tuhan berikan bagi keluarga kami diawal memulai rumah tangga yang kami jalani.
Setelah saya memiliki pekerjaan tetap dan istri menjadi karyawan tetap, maka langkah prioritas yang telah kami tetapkan, yakni segera mungkin untuk memiliki rumah akhiurnya dapat terwujud.
Seperti yang saya kutip dalam kata bijak terdahulu bahwa memang untuk segera mewujudkan impian maka kita harus mengidentifikasi prioritas kita dan menghabiskan sebagian besar waktu Anda untuk mewujudkannya. Itu pula yang sedang kami lakukan pada waktu itu.
Ada pun beberapa langkah konkrit yang kami ambil untuk mewujudkan prioritas tersebut diantaranya,