Lebaran sebentar lagi. Semua pasti mendambakan momen yang satu ini, mudik. Berharap bahwa momen ini menjadi sesuatu yang spesial, penuh makna dan kegembiraan. Bukan hanya karena tradisi, tapi ketika bisa berkumpul dengan keluarga dan handai taulan untuk merayakan lebaran bersama.
Bagi yang akan berlebaran di kampung halaman, tentunya jauh hari telah memikirkan dan mulai mepersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut. Mulai dari rencana keluarga yang akan dikunjungi, perlengkapan dan oleh-oleh yang akan dibawa, hingga yang menjadi topik utamanya “mudiknya menggunakan transportasi jenis apa ya? udara, laut atau darat?”
Terkadang kenyataan tidak sesuai apa yang diperkirakan, bisa meleset. Terutama yang berhubungan dengan sarana transportasi. Bagi yang telah membeli tiket jauh hari, mungkin tidak ada masalah. Tapi yang membeli tiket menjelang hari H, adakalanya tiket sudah keburu ludes, tentunya karena terjadinya lonjakan penumpang. Atau bisa jadi setelah menghitung ulang keuangan, dananya yang dimiliki ternyata kurang mencukupi. Hingga pada akhirnya, memilih untuk menggunakan sepeda motor ke kampung halaman.
Disamping itu, ternyata ada alasan kuat lain untuk tetap membawa sepeda motor sebagai sarana transportasi mudik, yakni menghemat biaya selama di kampung halaman. Dengan adanya sepeda motor maka mobilitas bisa lebih cepat, dan bisa kemana-mana.
Tetapi bisa Anda bayangkan, ketika mudik menggunakan sepeda motor dengan menempuh jarak yang begitu jauh jauh, bahkan mungkin perjalanan sampai berhari-hari. Secara fisik pasti sangat melelahkan. Belum lagi ada yang harus membawa anggota keluarga, ditambah dengan barang-barang bawaaan yang begitu banyak, kenyaman berkendara pun pasti terganggu. Bahkan ini sangat beresiko terhadap keselamatan jiwa di jalan raya.
Berdasarkan data kementerian perhubungan, bahwa kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran 2016 mencapai 2.979 kecelakaan. Dari kecelakaan tersebut terdapat korban meninggal berjumlah 558 jiwa, korban luka berat berjumlah 989 jiwa, sementara korban luka ringan berjumlah 3.987 jiwa. Dari kecelakaan tersebut setelah dikalkulasi, sekitar 70% melibatkan kendaraan roda dua.
Melihat masih tingginya kondisi tersebut, walau sudah sangat berkurang dari tahun 2015. Pemerintah tetap berharap di tahun 2017 tidak terjadi lagi. Untuk itu pemerintah tidak bosan-bosannya berusaha memberikan kesadaran kepada pemudik dan bahkan tetap memberikan solusi seperti tahun-tahun sebelumnya, terutama bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Dalam hal ini Kementerian Perhubungan tetap menjadi garda depan untuk menangani koordinasi penyelenggaraan angkutan lebaran sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2004 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Terpadu.
Untuk itu, bagi masyarakat yang ingin mudik dan tetap masih ingin membawa sepeda motor hingga ke kampung halaman, ini ada kabar baiknya. Pemerintah akan menyediakan Program Mudik Gratis khusus bagi pengendara sepeda motor. Tentu tujuan program ini adalah untuk mengurangi arus lalu lintas pengguna sepeda motor, menekan angka kecelakaan pemudik. Dan berharap juga pemudik tetap bisa menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman, sehingga ketika berlebaran tetap masih dalam kondisi prima. Pemudik sepeda motor pun bisa memilih moda transportasi yang ingin digunakan, mulai dari bus, kereta api dan kapal laut.
Untuk mendukung program tersebut, maka pemerintah (Kemenhub) telah kolaborasi dengan BUMN, dan mitra kerja lainnyanya. Pada masa lebaran kali ini, Kemenhub akan mengangkut 44.721 sepeda motor dan 208.435 penumpang.
Bagi pemudik sepeda motor, Silahkan diperhatikan tanggal-tanggal pendaftaran mudik untuk ketiga moda tersebut! Untuk informasi selengkapnya dan pendaftaran silahkan kunjungi website ini.