Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Berkorban Demi (Mengorbankan) Cita-cita Anak

Diperbarui: 18 Oktober 2016   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Nak, cita-citamu apa?” Tanyaku kepada anak sulungku yang masih sekolah dasar. Dengan semangatnya dia berkata, “Aku mau jadi pembalap Pa!” Beberapa hari kemudian, ketika cerita tentang cita-cita, dia sudah berubah lagi. “Gak mau jadi pembalap lagi Pa! Bahaya….tapi saya ingin jadi Youtuber aja”. Tidak lama kemudian dia berubah lagi. “Aku mau jadi pendeta aja kayak kakek”. Haha.... itulah anak kecil, dalam sekejap bisa gonta-ganti cita-cita. Mereka dengan secepat kilat akan berubah sesuai pengalaman baru mereka.

Bagi saya sebagai orang tua, hal yang terpenting saat ini, ketika anak saya masih mau bersemangat bercerita tentang cita-cita. Mau cita-citanya ‘ngaco’, atau gonta-ganti. Itu adalah sebuah kebagiaanku. Bukankah ketika anak-anak sudah mau, mampu dan tanpa malu-malu mengungkapkan keinginannya di masa depan adalah sebuah kehebatan? Tentu “ya”. Sebab mereka masih anak kecil yang butuh bimbingan dan proses pembelajaran. Toh perjalanan masih panjang. Melalui perjalanan waktu tentu dengan bimbingan mereka akan menemukan cita-citanya kelak.

Untuk itu, saya belajar untuk tidak memaksakan kehendak kepada anak-anak, apalagi harus memaksakan les ini dan les itu demi tujuan dan kepentingan orang tua. Saya hanya mencoba belajar memperkenalkan hal-hal baru baginya, jika hal itu menarik minatnya, saya akan dukung dan berusaha memfasilitasinya. Jika tidak, saya hanya mencoba mendampingi dan mengarahkannya.

Tetapi sebagai orang tua, mari kita “paksakan” diri kita untuk menyisihkan uang untuk secara rutin untuk mempersiapkan masa depan mereka. Hanya dua pilihan kita berkorban demi cita-cita anak atau mengorbankan cita-cita anak.

Satu hal yang perlu kita sadari, bahwa anak-anak kita adalah  generasi masa depan. Ketika sebagai orang tua menyiapkan keperluannya sejak dini, itu artinya kita sedang melindungi masa depan anak untuk kehidupan mereka di masa mendatang.

Dalam tulisan saya terdahulu yang berjudul Melek Cita-Cita, Melek Asuransi bahwa Sebagai orang tua kita perlu sepakat lebih dulu. Bahwa orang tua yang menyayangi anaknya, tentu tidak hanya mengarahkan dan mendukung cita-cita anak dengan motivasi-motivasi semata.

Tapi lebih dari itu, orang tua harus mau menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan anak untuk mewujudkan cita-cita mereka. Untuk memberikan pendidikan yang berkualitas hingga pendidikan tinggi bukan perkara mudah di masa sekarang. Memberi kesempatan untuk menggali minat, bakat atau potensi mereka juga bukan perkara gampang. Semua itu butuh biaya besar.

Apalagi bertambah tahun, maka biaya dan kebutuhan pendidikan pun cenderung meningkat. Untuk itu sejak dini orang tua perlu menyiasatinya dengan bijak. Jangan karena kelalaian orang tua, cita-cita anak tidak tercapai. Betapa sedihnya anak, atau mungkin akan menjadi penyesalan seumur hidup ketika orang tua tidak memberikan pendidikan yang terbaik bagi anaknya.

Sebenarnya dalam hal ini orang tua tidak perlu kuatir, di Indonesia telah banyak asuransi yang ikut mendukung cita-cita anak melalui fasilitas asuransi pendidikan. Permasalahannya tinggal memilih dengan bijak untuk asuransi yang memiliki pengalaman dan pelayanan yang baik, yang sudah teruji oleh waktu dan zaman.

AJB Bumiputera 1912

AJB Bumiputera 1912 termasuk lembaga asuransi yang merintis industri asuransi jiwa di Indonesia sejak zaman kolonial. Bahkan hingga saat ini masih tetap menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia. Asuransi yang sudah berdiri 104 tahun ini, tidak perlu diragukan lagi. Dengan tiga pilar mutualisme, idealisme dan profesionalisme, tentu menjadi komitmen perusahaan tersebut demi kenyamanan dan keamanan setiap nasabahnya.

  • Idealisme AJB Bumiputera 1912 bukan berdiri semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan sebagai alat finansial yang lahir dari komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui bisnis asuransi jiwa.
  • MutualismeSebagai dasar manajemen Perusahaan, nilai sosial mutualisme dimanifestasikan melalui kerjasama, kemitraan, dan sinergi antara pemegang polis dan sesama pemegang polis, antara Perusahaan dan pemegang polis, antara karyawan dan sesama karyawan dalam perusahaan, dan antara karyawan dengan manajemen dalam perusahaan.
  • Profesionalisme Keunggulan dan kompetensi sumber daya manusia, yang dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dari waktu ke waktu, menjadikan Perusahaan memiliki sumber daya manusia yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup, pengembangan organisasi dan pertumbuhan bisnis.

Bumiputera sebagai salah satu lembaga asuransi yang peduli pendidikan sejak kehadirannya, tidak lupa berinovasi dan mengedepankan manfaat yang dibutuhkan buat masa depan (cita-cita) anak. Adapaun manfaat-manfaat yang ditawarkan untuk pendidikan anak seperti Mitra Beasiswa dan Mitra Cerdas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline