Lihat ke Halaman Asli

Thurneysen Simanjuntak

Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

Kerukunan dari Cibiru

Diperbarui: 17 Agustus 2016   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokpri

Umbul-umbul itu telah terpasang rapi sejak awal Agustus. Dominasi warna merah putih memberi kesan yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Ini pertanda sedang memasuki bulan maha penting bagi bangsa kita.

Sejak tinggal di Cluster Taman Cibiru, Perumahan Lippo Cikarang - Bekasi dari tahun 2010, peringatan HUT kemerdekaan RI setiap tahunnya selalu disambut meriah dan antusias.

Pengurus RW dan RT selalu berada di garda depan untuk menggerakan semangat gotong royong memasang berbagai pernak-pernik seperti umbul-umbul dan spanduk yang dapat merepresentasikan suasana kemerdekaan. Disamping itu, warga juga selalu dilibatkan dalam berbagai lomba serta malam kebersamaan. Adapun tujuan lomba dan malam kebersamaan tersebut adalah untuk membangun keakraban dan kerukunan diantara warga.

Demikian halnya pada perayaan HUT tahun ini, 2016, ada nuansa yang berbeda. Semangat memperingati HUT RI diawali dengan pengadaan seminar Tax Amnesti. Mendukung pelaksanaan lomba antar cluster di Perumahan Lippo Cikarang. Kemudian malam kebersamaan warga (16/8/2016), membangun keakraban warga melalui lomba-lomba (17/8/2016), dan diakhiri dengan pesta rakyat (20/8/2016). Kegiatannya semakin bervariasi ini diharapkan mampu membangun rasa kebangsaan serta kerukunan warga.

Sebagai warga, jujur saya melihat ini bukan sebagai perayaan biasa. Tetapi benar-benar membangun kerukunan antar etnis dan antar umat agama. Harus diakui perbedaan di Cluster Cibiru Lippo Cikarang itu cukup beragam, majemuk. Tetapi komitmen untuk membangun kerukukunan itu telah teruji.

Seperti pesan Ketua RW, Bapak Arif dalam sambutannya malam ini (16/8/2016), bahwa menjaga kerukunan itu begitu penting dan prioritas. Perayaan kemerdekaan ini tidak akan ada artinya jikalau kita masih melekat dengan pembeda-bedaan. Mari kita lepaskan sekat-sekat pembeda tersebut.

Di akhir sambutannya, Bapak Arif mengajak warga untuk menyuarakan yel-yel dengan lantang. Siapa kita? Indonesia. Pancasila? Jaya. NKRI? Harga mati.

*******

Ini penggalan cerita dari perumahanku. Mana ceritamu?

Mari kita ceritakan hal-hal baik dan berguna dari masyarakat kita yang tentunya dapat menginspirasi masyarakat lain. Menceritakan kerukunan masyarakat. Menceritakan kemampuan melihat persamaan dalam perbedaan. Saatnya menghentikan permusuhan, primordialisme, etnosentrisme, fanatisme, dan lain sebagainya.

Manfaatkan media sosialmu untuk menyebarkan hal-hal baik dan berguna. Hentikan media sosial bila hanya menyebarkan fitnah dan berita-berita provokatif. Sebab hal itu adalah kemunduran bagi bangsa kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline