Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Ketika Science Dikaburi Pseudoscience

Diperbarui: 24 Mei 2022   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. HiMedik.com

DEMARKASI science dan pseudoscience sudah sangat jelas. Namun tetap saja pseudoscien tampil layaknya science yang prosesnya melalui kajian empiris. Hal inilah yang kadang susah untuk dibedakan antara science dan pseudoscience. Yang pasti lebih menarik dan diterima secara luas dalam masyarakat kita.

Sebagamana kita semua pahami bahwa science merupakan hasil sebuah proses kegiatan ilmiah dalam rangka mencari jawaban atas fenomena yang terjadi di alam ini. Proses ilmiah dimaksud mulai dari observasi, menanyakan untuk mendapatkan jawaban atas fenomena empiris, uji hipotesis, analisis data, memformulasikan kesimpulan. 

Pseudoscience adalah pengetahuan tentang fenomena material pada alam yang oleh para penganutnya mengklaim sebagai "sains" tanpa bukti empiris atau hanya menggunakan proses pembuktian yang sama sekali tidak ilmiah.

Science dapat dilihat dalam disiplin ilmu fisika, kimia, bilogi, astronomi, dan lain sebagainya yang secara umum biasa dilihat menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti diketahui bahwa metode eksperimen merupakan sebuah model penelitian yang sangat umum dijalankan dalam ilmu-ilmu alam. 

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang saling beririsan, metode penelitian eksperimen juga diterapkan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial (sains sosial) dengan metode kuantitatif. Pada dasarnya metode ini sering berjalan di ruangan tertentu dan bersifat laboratoris. 

Tidak semua objek dapat difalsifikasikan sebagaimana yang disampaikan oleh Popper, demikian juga tidak semua objek harus memiliki metodologi, agar dapat menjelaskan apakah itu masuk dalam kategori ilmiah atau tidak ilmiahnya sesuatu pengetahuan. Sebenarnya ilmu pengetahuan itu terletak pada kepastiannya. Semakin mampu bertahan dari sangkalan, maka semakin kuatlah eksistensi ilmu pengetahuan itu.

Pseudoscience merupakan keyakinan keatas fenomena alam untuk dikaji dan dipahami dengan baik bahwa materi-materi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Karakteristik pseudoscience cenderung adanya ketertutupan para ilmuan, tidakadanya upaya pengembangan pengetahuan, menggunakan istilah ilmiah yang menyesatkan, adanya klaim berlebihan tanpa pembuktian empiris, dan banyaknya permasalahan yang dianggap pribadi, maka dapat dipastikan pseudosceince sangat berpotensi menyesatkan, baik keimuan maupun kejiwaan manusia.

Baru-baru ini di tengah pandemi muncul teori konspirasi yang menghubungkan teknologi 5G dan 666 dengan virus Corona bahwa virus ini diciptakan di laboratorium Wuhan. Diisukan bahwa WHO, Cina dan Bill Gate merupakan konspirator jahat yang nantinya vaksin Corona akan diisi dalam peranti 5G kemudian disuntik ke dahi manusia dengan kode 666 di telapak tangan masing-masing.

Apa yang dijelaskan oleh teori konspirasi terkait virus Corona adalah contoh pseudoscience yang jelas-jelas menyesatkan pikiran manusia di tengah kegusaran akibat pandemi ini.

Contoh science:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline