Mobil Setan merupakan transportasi legendaris di Tanah Pasundan. Sebuah solusi alternatif yang sangat menantang. Adrenalin kita akan naik-turun di sepanjang perjalanan, seserunya menaiki bus di lembah Pokhara, dataran tinggi pegunungan Himalaya.
RANGKA tubuh besi yang mungil itu, tanpak sedikit lusuh, dibaluti warna berbagai motif dengan sedikit hiasan gambar panorama serta petunjuk trayek dari dan ke kota tujuan.
Itulah moda transportasi jenis Colt Mitsubishi L300 berbahan bakar solar yang sangat legendaris di tanah Pasundan. Orang awam memberi julukan "Mobil Setan", karena selalu melaju kencang bak orang lari kesetanan.
Hari belum terlalu sore, jarum jam menunjukkan pukul 15.40 WIB. Kendaraan pribadi dan angkutan umum menyemut di jalan raya. Masyarakat Kota Air, Bogor, semua tumpah ruah ke jalan dan berbagai pusat kuliner untuk berburu takjil menikmati hari-hari terakhir berpuasa Ramadhan. Suasana kota yang berpenduduk 1,04 juta jiwa itu seolah-olah tak pernah mati dari aktivitas manusia.
Dari banyak cerita, Mobil Setan sangat merajai jalan lintas Bogor-Sukabumi. Beroperasi siang malam dan siap melayani penumpang selama 24 jam. Yang penting ada penumpang, syukur kalau bisa penuh sesuai target, maka Mobil Setan siap melaju kencang ke kota tujuan.
Fleksibilitas trayek Mobil Setan ini tentu menjadi solusi yang sangat membantu penumpang menuju destinasi tujuan. Maklum pelayanannya tak pakai ribet. Segalanya mampu mengatasi moda transportasi kereta api dan bus yang operasionalnya terbatas oleh waktu.
Mobil Setan menjadi primadona angkutan alternatif bagi kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Moda transportasi yang sangat solutif, walau sedikit memaksa penumpang berdesak-desakan. Jadi, urusan kenyamanan mungkin nanti dulu, karena terminologi nyaman juga berbeda dari setiap orang.
Kalau saya sih nyaman-nyaman saja, selama pak sopir, kondektur, dan penumpang lain tidak semau-maunya merokok sepanjang perjalanan. Fasilitas yang sederhana akan tetap nyaman dan asik, selama kita menerimanya dengan lapang dada.
Pernah sih saya duduk di bagian depan yang seharusnya untuk dua orang penumpang, tetapi dipaksa naik tiga orang. Alhasil pantat saya separuh di kursi penumpang dan separuh di kursi sopir.
Kondisi seperti itu bisa dimaklumi kalau jalannya lancar. Namun kalau pas Mobil Setan mutar ikut jalan alternatif gara-gara jalan utama macet, maka siap-siaplah kita untuk deg-degan sepanjang jalan, karna akan melaju di jalan yang sempit, berliku, tanjakan terjal, turunan curam. Mulai was-was saat berpapasan dengan mobil lain yang bisa jaraknya hanya lima senti meter.