Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Filsafat Era Modern dan Post Modernism

Diperbarui: 24 April 2022   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pinterest.com

FILSAFAT era modern dan postmodern telah berlangsung sejak bermulanya Renaisans hingga sekarang, yakni: pertama fase abad ke16 hingga abad ke-18, kedua ditandai dengan revolusi Prancis, dan ketiga setelah bermulanya modernisasi global.

Pertama: Filsafat Era Modern

Era modern ditandai oleh pesatnya perkembang literatur ilmu pengetahuan, terutama ilmu humaniora. Dengan hukum-hukum alam yang kemudian ditemukan, manusia bisa memprediksi gerhana matahari yang akan datang jauh di masa datang. Tampaknya ada sesuatu di dalam diri kita. Namun Rene Descartes tidak jug mampu mengatakan hubungan antara unsur material dan unsur immaterial dalam diri manusia.

Kedua: Filsafat Era Post Modernism

Postmodernism muncul setelah filsafat era modernism. Pada era ini pola pikir manusia benar-benar menjunjung konsep kebenaran. Post-modernism bisa diartikan dalam dua hal. Pertama, sebagai reaksi terhadap modernism, dan kedua, sebagai ekstensi dari modernism itu sendiri.

Filsafat post-modern dimulai di Perancis pada tahun 1960an, serta di Inggris dan Amerika pada awal 1970an. Postmodernism sangat terkenal dengan konsep dekonstruksi. Maksudnya upaya postmodernism memaknai hal-hal yang oleh modernism dianggap tidak penting.

Namun dari sisi spiritual dan kultural, postmodernism sudah muncul dalam berbagai bentuk sebelum masa tersebut. Pada pertengahan dan paruh kedua abad 20, tren postmodernism juga muncul dalam literature, arsitektur, seni dan musik, sinema, dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semua aspek kultural sangat dipengaruhi oleh post-modernism.

Dalam hal ini, postmodernism bisa juga diartikan sebagai penolakan terhadap keseluruhan filsafat modern yang meliputi keseluruhan agenda pencerahan yang mencoba mencari fondasi bagi pengetahuan sebagai upaya mengamankan fondasi pengetahuan karena post-modernism juga menolak beberapa ide modernism seperti ide bahwa terdapat norma dan reason universal yang berlaku pada semua orang dan bahwa setiap manusia yang berpikir bisa menemukan, melalui rational reflection, ide tentang norma dan moral universal.

Filsuf modernists berkomentar bahwa filsafat seharusnya lebih bersifat seperti science, lebih obyektif, dan lebih disiplin. Namun sebaliknya, filsuf postmodernists mengargumentasikan bahwa science sebaiknya bersifat mirip filsafat. Science seharusnya menjadi lebih terbuka terhadap interpretasi dan debat.

Dalam era modern terdapat dua arah perkembangan, yakni perkembangan ke arah subyektivitas yang berfokus pada subyek sebagai pusat dari fondasi epistemologi, dan perkembangan ke arah otonomi yang berfokus pada pikiran, reason, dan pengalaman manusia sebagai standar paling utama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline