Pemahaman lintas budaya (cultural understanding) merupakan hal yang sangat penting bagi siapa saja, apalagi bagi seorang pemimpin di sebuah perusahaan, baik yang bergerak dalam skala nasional apalagi yang lebih luas jangkauannya ke berskala internasional.
Di era desrupsi ini, semua bisnis perusahaan dipengaruhi kuat oleh arus globalisasi dan modernisasi. Untuk itu, penting sekali bagi seorang pemimpin menguasai dan memiliki pemahaman lintas budaya untuk mengikuti perkembangan pasar kerja dan bisnis global, supaya mudah dalam mengelola perusahaan dan karyawan yang memiliki latar budaya yang berbeda.
Pemimpin harus lebih peka dengan budaya sekitar dan juga budaya yang masuk dari luar karena sangat berpengaruh besar terhadap kinerja karyawan dan juga struktur organisasi di sebuah perusahaan.
Pemimpin yang memahami lintas budaya dengan baik pasti akan lebih sesuai memimpin perusahaan besar dan juga dapat menciptakan suasana interaksi dan kerja sama yang baik di tataran internal yaitu dengan karyawan lokal dalam mencapai visi dan misi serta tujuan perusahaan tempat mereka bekerja.
Pengaruh globalisasi menuntut karyawan memiliki wawasan internasional dan mampu memahami lintas budaya. Oleh karena itu, pemimpin yang menakhodai perusahaan harus benar-benar memiliki pemahaman lintas budaya yang bagus karena bisa saja ada karyawannya yang ditugaskan dalam waktu lama tinggal di negera lain untuk kepentingan perusahannya.
Contoh pentingnya pemahaman lintas budaya bagi seorang pemimpin karena perusahaan di era global yang memiliki hubungan kerja sama bisnis dengan perusahaan lain yang bisa saja berpangkalan di negara lain, maka tentu pemimpin tersebut harus bisa menguasai bahasa internasional dan memahami seluk beluk budaya negara lain supaya urusan kerja sama bisnis perusahaannya lancar dan mencapai sasaran yang diinginkan.
Demikian juga dengan perusahaan yang menerima pertukaran atau menerima tenaga kerja ahli dari negara lain karena program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), perdagangan bebas, dan lain sebagainya, maka seorang pemimpin pasti harus bisa berkomunikasi dengan karyawan asing di prusahaannya dan juga memahami budaya kerja semua karyawannya, termasuk karyawan dari negara lain yang bermain dalam pasar bebas.
Pasar bebas membuka peluang besar bagi siapa saja yang ingin bergerak dalam bidang usaha dan sumber daya manusia karena dunia usaha dan pasar tenaga kerja bisa datang dari mana pun tanpa ada ketentuan batas dan identitas kewarganegaraan.
Perekonomian global dilihat dari pertemuan dan tarikan kepentingan ekonomi berbagai negara secara bebas berdasarkan konteks lintas budaya yang ditarik ke dalam sebuah organisasi kerja yang multi kultur. Dalam hal ini dapat dilihat dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari berbagai latar belakang budaya pimpinan dan juga karyawan.
Pasar kerja di era digital memerlukan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang berdaya saing tinggi. Di tingkat ASEAN saja sejak 2015 kita kenal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang tentu akan membuka persaingan bisnis ekonomi yang kuat dan terbuka karena selama digongkan MEA di wilayah Asia Tenggara akan terjadinya arus bebas jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil.