Kali ini saya akan mencoba memaparkan pendapat seorang ahli dalam bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM) yakni Kirkpatrick. Ia mengembangkan model evaluasi yang disebut dengan Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model.
Secara umum, tujuan evaluasi kinerja adalah untuk melihat tingkat kontribusi atas motivasi karyawan terhadap outcome yang dihasilkan sesuai regulasi target yang ditentukan oleh perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut, perlunya model evaluasi yang komprehensif.
Kirkpatrick menyebutkan empat level evaluasi Model Kirkpatrick tersebut adalah: evaluasi reaksi, evaluasi pembelajaran, evaluasi tingkahlaku, dan evaluasi nilai/hasil.
Pertama: Level Evaluasi Reaksi
Pada level reaksi difokuskan pada bagaimana seorang karyawan memberikan rekasi terhadap tugas pokoknya dan dapat dilihat dalam bentuk sikap sehari-hari. Dalam hal ini tingkat motivasi karyawan akan mempengaruhi reaksi terhadap tugas yang akhir menentukan pola kinerja yang diemban.
Manakala dalam kegiatan pembelajaran atau pelatihan, reaksi tingkat kepuasan peserta menjadi dasar pengukuran yang berdampak pada motivasi peserta. Semakin puas pesrerta belajar maka semakin tinggi motivasi keikutsertaan perserta terhadap kegiatan tersebut, sebaliknya semakin rendah tingkat kepuasan peserta maka semakin rendah juga tingkat keikutsertaan kegiatan yang dilaksanakan.
Kedua: Level Evaluasi Pembelajaran.
Lever reaksi di atas masih sangat diperhatikan pada level pembelajaran karena pada level ini melihat perubahan sikap peserta sebelum, sedang, dan setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Evalusi pembelajaran bisa dilangsungkan dengan berbagai cara yang penting hasilnya dapat menggambarkan tingkat pemahaman peserta terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Ketiga: Level Evaluasi Tingkahlaku