Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Tentang Kebaikan Orang Lain, Sejauh Mana Perlu Diingat?

Diperbarui: 14 September 2021   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. PNPB

"Kita tidak harus untuk selalu ingat kebaikan orang lain kepada kita, dan tidak perlu juga meminta orang lain selalu ingat kebaikan-kebaikan kita."

SEMUA manusia pasti pernah berbuat baik untuk diri, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya. Maka dari itu, pastilah kita juga pernah mendapat kebaikan-kebaikan dari orang-orang di sekeliling kita.

Sering sekali saya dengar kata-kata "saya akan selalu ingat kebaikanmu". Berikut doa terbaik dipanjatkan atas rasa terima kasih dan syukurnya. Tentu juga kita terima dengan tulus ikhlas dan kembali memanjatkan doa yang sama.

Mengingat kebaikan-kebaikan orang lain kepada kita, tentu merupakan suatu hal yang baik dan lumrah, namun tidaklah menjadi sebuah keharusan, karena faktanya banyak orang yang melupakan jasa baik orang lain. Buktinya kita sering dengar pepatah "bagai kacang lupa kulitnya."

Yang terpenting adalah bagaimana kita mampu menjadikan kebaikan-kebaikan orang lain itu sebagai pelajaran hidup dan kita amalkan hal yang sama untuk orang lain di sekitar kita.

Tuntutan hidup sebagai umat beragama, kita harus senantiasa berbuat baik sesuai kapasitas kita. Tak perlu kita sibuk memikirkan banyak hal yang menjadi halangan untuk melakukan kebaikan, apalagi menghabiskan waktu untuk bermuram durja memikirkan orang yang tidak suka terhadap kita, karena mereka tidak mau tahu akan kebaikan-kebaikan kita walaupun setinggi puncak Himalaya.

Berbuat baik tidak banyak syaratnya, tidak perlu modal materi, karena "senyum" saja sudah bernilai sedekah, apalagi lebih dari sekadar senyuman. Semunya hanya memerlukan ketulusan hati dan kebesaran jiwa.

Suatu hal yang paling penting adalah, jangan pernah berharap orang lain akan selalu ingat kebaikan-kebaikan yang pernah kita lakukan, karena bisa saja nilai "baik" menurut kita, malah sebaliknya "buruk" di mata orang lain. Walaupun tetap bernilai baik, bisa jadi kebaikan kita terlalu kecil sehingga tertutup dengan kebaikan-kebaikan yang lebih besar dari orang banyak.

Kita harus terus berbuat baik yang tanpa syarat, dimanapun dan kapanpun. Maka dengan demikian, nilai-nilai kebaikan akan tersebar di muka bumi, mulai dari hal-hal kecil sesuai kapasitas dan kemampuan kita masing-masing. Minimal kita berusaha berbuat baik untuk diri sendiri dan keluarga kecil kita.*

Kuala Lumpur, 14092021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline