Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Berjuang Menyelamatkan Diri dari Drop Out Kampus

Diperbarui: 29 April 2021   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berjuang agar tidak drop out dari kampus (Sumber: Source: ohipopo.org)

Memasuki alam perkuliahan bukan untuk gaya-gaya, karena tak seindah megahnya kampus tempat para orang cerdik pandai berkecimpung. 

Di dalamnya ada segudang masalah terkait nilai dan norma yang harus diikuti dengan baik, karena bila tidak, maka kegagalan akan menghantui proses perkuliahan mahasiswa.

Banyak sekali yang mencapai kesuksesan hidup lewat pendidikan, tetapi perlu kita akui, tak sedikit juga yang gagal menjalani rutinitas belajar di "menara gading" itu. 

Saya sendiri punya pengalaman pahit mendapat IPK kecil di bawah standar 2.0 yang ditetapkan kampus. Akibatnya saya terancam drop out saat kuliah di sebuah perguruan tinggi di Malaysia.

Di saat situasi darurat seperti itu, keterampilan mengatur diri dan bijak mengambil keputusanlah yang bisa menormalkan kembali situasi yang genting. Apalagi saya kuliah sambil bekerja serabutan di negeri orang, begitu berat dan perlu sabar serta konsisten intropeksi diri dan selalu mengiringi segala usaha dengan doa kepada Allah.

Pada tahun 2018, Kemenristek Dikti merilis angka mahasiswa putus kuliah sebanyak 254.810 dari 8.043.480. Dari jumlah yang putus kuliah tersebut, ada yang dikeluarkan dan ada juga yang mengundurkan diri atas berbagai sebab dan alasan. Riau dan Kepulauan Riau menempati posisi tertinggi, yakni masing-masing 13% dan 12% dari total mahasiswa aktif.

Pentingnya pendidikan (Dok.www.awbs.id)

Memang banyak faktor mengapa tingginya angka mahasiswa putus kuliah di Indonesia juga negara-negara lain. Yang paling mendasar adalah salah memilih jurusan, rendahnya dukungan finansial, dan kurang bijak mengatur diri sebagai mahasiswa selama menjalankan kewajiban atau tanggungjawab kuliah. Alhasil Indek Prestasi Komulatif (IPK) tiap semester di bawah standar, sehingga menyebabkan hilang semangat belajar untuk meneruskan cita-cita awal masuk perguruan tinggi.

Kiat Sederhana Manikkan IPK dan Hindari Drop Out

Mahasiswa tak perlu khawatir dengan masalah drop out, karena hal ini tidak selalunya berkaitan dengan tingkat tinggi rendahnya IQ seseorang. Hanya saja ada langkah-langkah yang kurang tepat, sehingga terbelit dengan masalah putus kuliah.

Oleh karena itu, mulailah pasang target belajar, termasuk nilai yang diinginkan. Mencatat dengan baik perkembangan kuliah, mulai dari kehadiran, diskusi, mengerjakan tugas, dan kondisi saat menghadapi ujian akhir semester. Semuanya ditulis dengan rapih dalam buku catatan hariannya. Ketika keluar nilai akhir, kita bisa mencocokkannya dengan target dan juga catatan perkembangan saat berlangsungnya waktu perkuliahan tiap semester.

Skema target nilai yang pernah saya gunakan saat kuliah. (Dok. Pribadi).

Karena di semster pertama saya mendapat IPK di bawah 2.0, maka saya mulai menggunakan strategi kuliah seperti ini sejak semester kedua di jenjang S1. Dan kiat-kiat ini tetap saya praktekkan ketika menempuh pendidikan pada jenjang-jenjang selanjutnya, karena saya yakin segalanya harus punya target dan selama proses kuliah berlangsung harus ada catatan perkembangan yang rapih .
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline