Semangat menulis selalu naik turun, bak air laut yang kadang pasang dan kadang surut. Itulah dinamika dunia literasi. Namun demikian, untuk tetap semangat menulis tentu perlu ditopang dengan sering membaca dan menganalisa setiap fenomena alam untuk kemudian kita coba menuangkan semua itu dalam bentuk tulisan.
Oleh karena itu saya pahami bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan buah fikiran dalam bentuk tulisan. Manfaat menulis tentu sangat banyak sekali, salah satunya untuk mengasah otak agar senantiasa bekerja dengan baik sebagai upaya membentuk pola pikir yang positif dalam melihat berbagai permasalahan dalam hidup ini.
Menulis juga merupakan cara kita bisa berbuat baik kepada sesama manusia melalui buah pikiran yang positif ketika tubuh kita sudah tidak lagi mampu mengandalkan kinerja fisik untuk membantu orang lain.
***
Tak terasa sudah lama saya belajar menulis, terutama di Kompasiana. Walau tidak begitu produktif seperti penulis lain yang sudah kawakan, tetapi saya senang bisa berbagi lewat tulisan-tulisan ringan hasil membaca, mengamati, dan juga pengalaman pribadi.
Selasa (12/5) kemarin, saya berusaha posting tulisan ke-500 di Kompasiana. Melihat statistik yang terekam, lebih setengah juta kali keterbacaan untuk keseluruhan artikel yang telah saya muat. Alhamdulillah semoga ada artikel yang bisa bermanfaat bagi sesama.
Tulisan ke-500 tersebut agak spesial karena mengangkat permainan tradisional masa kecil dahulu. Ada kerinduan yang terungkapkan di sana, kisah bermain bersama teman sebaya di masa-masa kecil saya di kampung halaman. Semua itu kenangan manis yang tak akan terlupakan dan tak mungkin berulang kembali di zaman milenial ini.
***
Saya akui Kompasiana telah menyemangati saya menulis, walau hingga sekarang belum mampu menganalisa hal-hal hebat di dalam dan luar negeri. Yang paling penting lagi lewat Kompasiana saya mengenal penulis-penulis hebat dan dari tulisan-tulisan mereka saya banyak belajar menulis. Secara langsung atau tidak langsung, para K-ners jugalah yang banyak memberi semangat untuk terus menulis.
Saya ingin tetap menulis dan berbagi lewat tulisan-tulisan ringan, apalagi tidak bisa mudik lebaran akibat Covid-19 yang belum normal. Dengan menulis saya luapkan kerindunan akan kampung halaman nan jauh.
Manfaat menebarkan kebaikan lewat tulisan akan abadi selama kehidupan manusia di dunia ini belum berakhir.[]