Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad mengguncang negaranya. Ia mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan juga sebagai penasehat koalisi Pakatan Harapan (PH), kendaraan politik yang mengantarnya kembali berkuasa setelah menang pada Pemilu ke-14 dua tahun yang lalu.
Surat pengunduran dirinya diserahkan langsung kepada Raja Agung Malaysia, Senin (24/2) pukul 13.00 siang kemarin di istana negara. Dalam hitungan detik, beritanya langsung tersebar luas ke seluru penjuru negeri dan juga dunia. Semua itu tentu menimbulkan reaksi beragam para petinggi partai dan seluruh rakyat Malaysia.
Kemelut politik dalam negeri Malaysia yang berbuntut pengunduran diri PM Mahathir berpengaruh besar terhadap nilai tukar ringgit yang anjlok 0,77% atas dollar AS dan merosotnya bursa saham Malaysia dari 2,54% ke 1.492,32.
Pro dan kontra lazim terjadi, bahkan banyak partai dan juga politikus Malaysia dari koalisi PH maupun BN yang mendukung politikus senior berusia 94 tahun itu untuk terus memimpin Malaysia.
Untuk mengisi kekosongan pemimpin, Raja Agung Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah melantik Tun Mahathir sebagai Perdana Menteri interim yang bertanggung jawab langsung kepada Raja Agung dan bertugas sampai terbentuk pemerintahan baru.
Situasi dan Rakyat Malaysia Tetap Tenang
Suatu hal yang patut dipuji, ketika situasi politik dalam negeri bergejolak keras, rakyat Malaysia tetap tenang. Selama dua hari ini, rakyat Malaysia beraktivitas seperti biasa tanpa ada riak-riak frontal.
Rakyat Malaysia cenderung menyerahkan urusan politik kepada pemerintah dan tidak ikut campur apalagi sekadar posting di media sosial tanpa memahami akar permasalahan konflik yang terjadi.
Terkait hal ini, Kepala Polisi Malaysia Tan Sri Abdul Hamid Bador menjaminan situasi aman terkendali. Namun demikian ia tetap mengingatkan agar rakyat senantiasa menjaga kenyamanan publik dengan tidak memperkeruh keadaan di media sosial.
Eksistensi Institusi Diraja Malaysia
Eksistensi Diraja Tanah Melayu memiliki posisi sentral atas kekuasaan pemerintah berkuasa, agama, adat istiadat, dan kemaslahatan rakyat. Institusi Diraja sebagai kepala negara menjadi kunci utama bisa diredamnya kemelut politik Malaysia sehingga rakyat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa.
Kalau dicermati, setelah penyerahan surat pengunduran diri perdana menteri, Raja Agung langsung membubarkan kabinet dan memberi wewenang khusus kepada Mahathir Mohamad sebagai kepala pemerintahan interim dengan mandat memilih kabinet baru tanpa campur tangan pihak manapun.
Pengunduran diri Tun Mahathir Mohamad dan kebijkan Raja Agung Malaysia mengangkatnya sebagai perdana menteri sementara bertujuan menyelamatkan negara dan gejolak internal pemerintah Pakatan Harapan yang selama ini dinilai semakin tidak sehat.