Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Bakembong, Tembang Ninabobo Bayi dalam Masyarakat Sumbawa

Diperbarui: 19 Oktober 2019   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Bonel.id)

Masyarakat di pulau Sumbawa punya tembang khusus saat meninabobo bayi (tode ode) yang masih dalam ayunan (beng). Tembang yang disebut "bakembong" itu menjadi tradisi yang membudaya di kalangan masyarakat Sumbawa pada umumnya.

Setiap kawasan ada lirik tersendiri yang dikisahkan dalam bakembong. Kalau di Seloto-Taliwang, sejak kecil saya dengar liriknya bebas-bebas saja yang penting alunannya mendayu sehingga bayi bisa tertidur.

Berikut salah satu contoh tembang bakembong masyarakat daerah Sumbawa, sbb:

Matunung andi matunung
Meleng tunung kubeang me
Jangan jadi kembo kopang

Adi ode dalam bilik
Jentik ima poyong mama
Sadua kita gama andi

Seiring berkembangnya zaman, tak banyak yang masih meninabobo anak mereka menggunakan ayunan (beng). Dengan demikian, tradisi bakembong juga semakin langkah terdengar.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setempat menyebabkan tradisi sehari-hari semakin berubah. Lagipun jarang generasi muda sekarang yang menghafal tembang pendek yang dialunkan secara berulang-ulang sampai sang bayi tertidur itu.

Sebenarnya sangat disayangkan karena sesederhana apapun sebuah tradisi, pasti memiliki nilai seni tersendiri dan merupakan khazanah masyarakat yang perlu dipelihara dan diwarisi secara turun temurun melalui proses sosialisasi yang berkesinambungan.

Sosialisasi kearifan lokal oleh pemerintah desa perlu dilakukan dengan baik demi terjaganya budaya masyarakat sebagai identitas kelompok masyarakat.

Sekadar berbagi dari Pulau Sumbawa.

KL12102019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline