Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Ketika Perempuan Dijadikan Objek Eksploitasi Politik

Diperbarui: 29 Maret 2019   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Tribunnews.com)

Sejak maraknya budaya kampanye di Indonesia, maka sejak itulah kaum perempuan biasa dijadikan objek pemanis dalam kampanye politik. Dalam hal ekspolitasi, tentu bukan saja perempuan, tetapi juga laki-laki tak terlepas dari bentuk eksploitasi dimaksud.

Salah satu bentuk eksploitasi dapat dilihat dari hadirnya artis-artis perempuan yang dangdutan bersama di atas panggung saat kampanye berlangsung.

Persepsi baik dengan hadirnya artis saat berlangsungnya kampanye, tentu agar acara kampanye tidak berlangsung monoton orasi politik, tapi ada selingan hiburan sehingga massa yang digiring ke arena kampanye tidak bosan. Masalahnya pedangdut perempuan tak jarang yang sengaja pemer lekuk tubuh yang seksi.

***

Di lain sisi, artis perempuan yang dijadikan tontonan saat kampanye, jelas dijadikan umpan untuk penarik massa. Hal ini diakui oleh banyak pengamat sosial tanah air.

Keikutsertaan kaum perempuan dalam kegiatan kampanye, berbeda situasinya dengan kelompok organisasi perempuan yang menjadi bagian dari sebuah partai politik atau organisasi kemasyarakatan yang mendukung sebuah partai politik.

Amalan politik sektarian, tak lepas dari beberapa organisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang mengelilingi sebuah partai politik untuk memberikan dukungan demi mencapai sebuah hajat politik bersama.

***

Kejadian terbaru pada diri mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, Vincentia Tiffani yang melamar calon wakil presiden no urut 2 Sandiaga Uno, diketahui merupakan hasil setingan panitia adalah kejadian yang memalukan. Di sinilah bentuk eksploitasi perempuan demi sebuah ambisi kelompok tertentu.

Memang ketika perempuan dijadikan objek eksploitasi dalam kegiatan politik, maka serangkaian pesta demokrasi menjadi lebih semarak, seru dan hingar bingar, namun kesannya tak semestinya akan menjadi baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline