Tahun 2019 mejadi tahun aneh, tahun antipati, tahun tak waras, tahun tergerusnya silaturrahmi, dan tentunya tahun hingar bingar pesta demokrasi Indonesia.
Masyarakat milenial yang notabene cerdas dan modern, cenderung cepat tesinggung dan suka menebar kebencian. Bahkan sanggup memutuskan hubungan persaudaraan dan pertemanan hanya gara-gara beda gerbong politik.
Menjelang pesta demokrasi ini, keceriaan bertukar jadi mencekam. Ada kelompok yang apatis, berusaha mengeruhkan suasana dengan menciptakan ketegangan dalam masyarakat. Bom bunuh diri yang terjadi di Sibolga, Sumatera Utara merupakan salah satu contoh adanya indikasi upaya-upaya kelompok tertentu yang sengaja memancing kekacauan dan disintegrasi sosial.
Harapan kita, pesta demokrasi ini seyogianya menyenangkan. Itulah makna sesungguhnya pesta. Dalam berpesta, yang sedih diajak ceria, dan keceriaan dijaga agar tetap menghiasi kebersamaan.
Jangan ada benci, jangan ada fitnah, dan jangan ada tuduhan-tuduhan liar yang tidak mendasar. Pada tahun ini, tak jelas ujung pangkalnya, oleh kelompok tertentu, saya dituduh mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden yang banyak didukung oleh orang-orang yang aktif menulis di Kompasiana.
***
Saya bergabung dan mulai aktif menulis di Kompasiana pada akhir tahun 2014. Niat saya bergabung semata-mata ingin belajar menulis, sama sekali tidak ada hubungan dengan dukung mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu pada Pemilu 2019 ini.
Urusan memilih adalah urusan pribadi saya. Toh Pemilu itu bersifat LUBER alias langsung, umum, bebas, dan rahasia. Jadi tidak perlu sibuk menebak-nebak dan mengasumsi hanyak karena saya bergabung dalam blog yang mengusung teman Beyond Blogging ini. Intinya saya akan menentukan pilihan karena saya tidak ingin golput.
Sebagai warga negara yang mendapat hak untuk memilih dan sadar sepenuhnya akan pentingnya peran masyarakat untuk mensukseskan pesta demokrasi ini, saya pasti akan datang untuk memberikan hal pilih. Oleh karena itu, kalau saya mendukung pasangan calon tertentu, itu semata hak saya sebagai warga negara, demikian juga kalau saya tidak mendukung pasangan calon tertentu, itu semata pendirian atas pilihan hati nurani saya.[]
Sekadar berbagi untuk Indonesia yang lebih demokratis.
KL: 19032019