Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Mengamati Kemeriahan Tahun Baru Cina di Malaysia

Diperbarui: 11 Februari 2019   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anwar Ibrahim dan isterinya Dr. Wan Azizah (Deputi Perdana Menteri Malaysia). Dok. Anwar Ibrahim.


Malaysia merupakan sebuah negara Islam yang cukup unik, didominasi oleh tiga etnis besar, Melayu (50.4%), Cina (23.7%), dan India (7.1%). Baik di Semenanjung Malaysia, maupun di Malaysia timur (sabah dan Sarawak) terdapat sekitar 11.0 % penduduk asli setempat yang terdiri dari suku Dayak, Iban, Bajau, dan Kadazan serta juga masyarakat asli lainnya.

Negara yang merdeka dari Inggris tahun 1957 itu, sangat identik dengan tiga etnis besar tersebut, sehingga memberikan ciri dan karakter bermasyarakatnya warga negara Malaysia sehari-hari. Untuk itu, Pemerintah Malaysia memiliki kewajiban berat dalam menjaga integrasi antar etnis ini supaya tidak menimbulkan konflik dan perpecahan akibat dari perbedaan ideologi dan budaya.

Riak-riak konflik etnis di negara yang berpenduduk sekitar 35 juta orang itu tentu ada, tetapi sangat bisa dikontrol. Intinya mereka hidup berdampingan, saling melengkapi antara satu sama lain. Suasana perayaan keagamaanlah yang paling tepat untuk memupuk rasa kebersamaan dan integrasi serta menjaga keutuhan negaranya.

Integrasi bangsa dalam menjaga keutuhan bermasyarakat dan bernegara sangat terlihat ketika tiba saatnya perayaan hari besar keagamaan yakni Idul Fitri/Adha (Islam), Gong Xi fa Chai (Cina), Taifusam (India) dan juga termasuk Hari Gawai (Sabah/Sarawak). Pada hari besar itu, para pemimpin negara bahkan raja agung dan sultan ikut aktif berpartisipasi dalam memeriahkannya.

Baru-baru ini, saya melihat berita sutan Johor, Sultan Ibrahim ikut hadir di tengah-tengah masyarakat Cina merayakan Tahun Baru Cina 2019. Media setempat memberitakan bahwa sudah menjadi tradisi kerabat Diraja Johor ikut dalam setiap perayaan keagamaan masyarakat Cina dan India.

Sultan Johor Sultan Ibrahim bersama permaisuri. Dok. Bess Bess.

Hal tersebut juga dilakukan oleh pejabat tinggi negara seperti Perdana Menteri, jamaah menteri, anggota parlemen, dan tokoh politik lainnya.

Pemerintah Malaysia gencar mengkampanyekan bahwa Malaysia merupakan contoh negara Islam multi etnis yang hidup aman dan tenteram. Menghargai keberagaman itu, pemerintah memberikan waktu libut seminggu setiap perayaan keagamaan setiap etnisnya.

Sekadar berbagi untuk saling mengakui keberagaan dan kesamaan hak bermasyarakat.

KL: 09022019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline