Imbauan mengantar dan mendampingi anak di awal persekolahan, awalnya menuai sikap pro dan kontra dari masyarakat. Walau bukan hal baru, imbauan tersebut telah diwar-warkan oleh Prof. Anies Rasyid Baswedan saat menjadi Menteri Pendidikan Nasional.
Di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan tentunya sekolah-sekolah lain di tanah air, orang tua peserta didik yang mengantar dan mendampingi anak mereka bahkan tidak sebatas mengantar anak mereka sampai pintu pagar sekolah tetapi turut serta berbaris mengikuti upacara bendera bersama anak-anak mereka bersama annggota komite sekolah.
Kehadiran orang tua peserta didik dalam bentuk pendampingan akan berdampak pada psikologis anak. Pengalaman diantar oleh orang tua, akan mengesankan bagi peserta didik, akan merasa kalau orang tua mereka selalu ada di masa transisi yang mereka alami.
Namun demikian, walau pun di hari pertama bersekolah, tidak semua anak suka diantar oleh orang mereka ke sekolah. Apalagi anak-anak yang sudah memiliki teman akrab di sekolah tersebut, akan menolak bila ibu bapak mereka ikut masuk ke lingkungan sekolah karena malu dengan murid-murid lain di sekolah.
Kalau ditanya, perlukah mendapingi anak ke sekolah di hari pertama mereka bersekolah? Jawabannya bisa "iya" dan bisa juga "tidak" karena tergantung pada situasi dan kondisi anak.
Namun kembali kepada aspek psikologi bahwa para orang tua yang senantiasa hadir untuk memberikan dorongan kepada anak mereka sangatlah penting karena tidak semua murid mendapat peluang didampingi dan diantar jemput oleh orang tua mereka ke sekolah.(*)
Sekadar berbagi untuk Indonesia pintar.
KL: 16072018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H