Di negara-negara Islam, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha sudah tentu ramai dan meriah. Dua hari besar agama Islam tersebut merupakan simbol kemenangan perjuangan hamba dalam mengabdi kepada sang pencipta.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, tentu lebih meriah, apalagi dibarengi dengan kebiasaan masyarakat dan adat istiadat yang sudah berlangsung sejak dahulu kala, penyambutan hari raya Idul Fitri sarat dengan makna-makna tradsi yang "harus" dijalankan.
Sudah menjadi hal yang lumrah, kebiasaan manusia akan bersenang dan gembira bila mencapai kemenangan. Tetapi perlu diingat, kesenangan dan kegembiraan itu tidaklah sampai melampaui batas-batas normal beragama dan bermasyarakat.
Setiap orang dalam keluarga ditekankan untuk mengamalkan sikap sederhana dalam bermuamalah dengan sesama manusia. Kesederhanaan dalam menyambut idul fitri itu sangat penting dan harus diterapkan karena bukan saja untuk mengantisipasi pembaziran tetapi juga sebagai sikap tenggang rasa kepada jiran tetangga yang kemungkinan tidak bisa menyiapkan perayaan yang meriah.
Dalam Islam diajurkan supaya di hari kemenangan itu bisa diaktualisasikan dengan kesenangan, mengenakan pakaian pilihan terbaik yang bersih dan suci. Hal inilah yang diterjemahkan sebagai pakaian baru untuk melengkapi riang gembira di hari kemenangan.
Tetapi sering juga salah kaprah, orang tua dan anak-anak di saat lebaran tiba cenderung pamer pakaian baru kepada keluarga, tetangga, dan sahabat. Hal inilah yang sering menjadi polemik melencongnya nilai-nilai keagamaan ke nilai tradisi sehingga mau tidak mau seorang ayah akan berusaha memenuhinya walau pun tidak memiliki kemampuan untuk itu.
Jalan yang sering ditempuh adalah berhutang ke tetangga dan family lain, bahkan ada yang sanggup mencuri dan menipu demi terpenuhinya kebutuhan baju lebaran keluarga. Untuk mengantisipasi hal ini, maka sikap sederhana dan berbagi dengan sesama akan menjadi sangat berarti demi terciptanya kebersmaan, persaudaraan, kesenangan dan kemenangan yang hakiki.
Belum lagi kebutuhan kue lebaran dan juga makanan untuk menyambut tamu yang datang berkunjung serta menyiapkan angpaw bagi anak-anak kecil yang ikut orang tuanya berkunjung ke rumah kita.
Hal tersebut tentu memerlukan modal yang tidak sedikit. Oleh karena itu perlunya perimbangan dan kesederhanaan dalam mensikapi setiap hal menyambut lebaran supaya esensi kebersamaan dan kegembiraan dapat dirasakan dan dinikmati bersama-sama.
Selamat menyambut hari raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Mohon maaf lahir dan batin.
KL: 11062018