Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Kepergian Mas Wahyu, Duka di Ambang Ramadan

Diperbarui: 17 Mei 2018   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Kompasiana)

Jelang bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah, saya dan kebanyakan  keluarga besar Kompasiana ditimpa duka --kematian kompasianer Mas Wahyu. Penulis yang satu ini terkenal sangat aktif dan akrab dengan siapa pun. Keabraban itu diekpresikan melalui berbagai kegiatan yang diekpresikan melalui tulisan dan juga saling berbalas kometar di setiap artikel yang muncul di beranda Kompasiana

Kepergian Mas Wahyu tentu membuat awak Kompasiana tersentak. Maklum selama ini Mas Wahyu senantiasa gambarkan kesihatannya dan aktivitasnya dengan begitu bersahaja. Seolah-olah semuanya baik-baik saja padahal dirinya sedang terbaring lemah di ruang rawatan.

Dalam situasi genting yang kalau orang lain hadapi mungkin akan sangat heboh dan tegang, tetapi lain sekali dengan penulis  yang satu ini. Dengan tenang dan tabah menggambarkan apa yang dilaluinya dengan tulisan yang apik dan menghibur pembaca.

***

Walau saya tak pernah berjumpa seperti para kompasianer lain di dalam negeri, tapi saya merasakan kedekatan tersendiri dengan Mas Wahyu. Komunikasi lewat interaksi saling komen artikel di Kompasiana, blog yang telah menyatukan banyak penulis untuk berkarya melalui tulisan berbagai genre termasuk mengakrabkan saya dengan Mas Wahyu.

Di ambang Ramadhan ini, berita duka kepergian Mas Wahyu masuk di grup K-Ngawur dan Penatajam. Semuanya anggota grup seolah-olah tak percaya walau semua teman Mas Wahyu tahu persis situasi kesihatannya. Sikap Mas Wahyu yang selalu bercanda dalam grup membuat teman-teman merasakan semuanya baik-baik saja.

Beberapa kali Mas Wahyu bilang kalau ke Indonesia agar berkabar siapa tahu kita bisa bertemu untuk sekadar kopdar. Beberapa kali kami janjian untuk bertemu saat saya berkesempatan ke Indonesia tetapi tak kunjung tepat situasinya. Saat saya ke Jogja, Surabaya, Solo, dan Jakarta saya senantiasa mengirim pesan singkat kalau-kalau kebetulan Mas Wahyu sedang ada kegiatan di kota tersebut. Hingga bakar duka datang, Tuhan tidak mentakdirkan kami bertemu. 

Kini Mas Wahyu telah pergi memenuhi panggilan Yang Maha Kuasa. Hanya do'a yang bisa dipanjatkan semoga diampunkan segala salah dan dosa serta dilancarkan perjalanannya menuju Ilahi serta mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.

Aamiin ya Rabb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline