Tokoh politik Negeri Jiran yang pernah berkuasa selama 22 tahun sebagai Perdana Menterti (PM) Malaysia, Mahathir Mohammad kini kembali turun gunung untuk kembali aktif berpolitik. Tetapi menariknya, tokoh yang diusung dan didukung oleh partai UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) selama ia berkuasa, kini malah berbalik arah, berdiri bersama oposisi "Pakatan Haraan" untuk menyerang UMNO dan partai-partai dalam koalisi "Barisan Nasional" pimpinan Najib Razak.
Setelah Mahathir Mohamad jelas-jelas mendukung koalisi partai oposisi yang selama ini dipimpin oleh Anwar Ibrahim, sang seterunya yang bukan saja pernah didepak dari jabatan wakil perdana menteri pada tahun 1998 tetapi bahkan Anwar dijebloskan ke dalam penjara pada tahun 1999 atas tuduhan penyalahgunaan kuasa.
Setelah 22 tahun berkuasa, Mahathir Mohamad mundur dari kursi nomor 1 Malaysia tahun 2009, Mahathir mengangkat Najib Razak sebagai peggantinya menduduki kursi perdana menteri sekaligus presiden UMNO. Najib Razak merupakan politisi senior UMNO yang merupakan anak dari perdana menteri Malaysia ke-2 Abdul Razak Hussein.
Mahathir merasa bahwa UMNO adalah partai yang telah mendarah daging dalam dirinya, maka pada bulan April 2009 Mahathir masuk kembali sebagai anggota UMNO dan membantu partai itu berkampanye pada pemilu jedah di dua daerah di Semenanjung Malaysia.
***
Selama kembali ke UMNO, Mahathir mulai tidak suka dengan kinerja penerusnya, lalu keluar meninggalkan UMNO. Pada tahun 2016, Mahathir dan isterinya keluar secara resmi dari UMNO dan sejak itulah mulai melirik oposisi demi menggulingkan pemerintah Najib Razak.
Kini Mahathir dan keluarga besarnya berada dalam posisi berseberangan dengan UMNO dan Barisan Nasional dan melalui Pemilu ke-14 Malaysia yang akan berlangsung pada 9 Mei 2018 mendatang, publik akan mengukur sejauh mana pengaruh Mahathir Mohammad bisa meyakinkan rakyat Malaysia untuk menggulingkan Najib Razak dan kolaisi partainya dari kursi kekuasaan.
Dengan ini tentu sekaligus mengukur kekuatan Najib Razak yang tetap ingin berkuasa. Pada pemilu kali ini, Najib akan mempertaruhkan partai UMNO yang sejak merdeka tahun 1957 telah berkuasa di Malaysia. PR besar bagi Najib dan UMNO karena bagaimana pun, bukan saja partai-partai dalam koalisi oposisi Pakatan Harapan yang ingin berkuasa, tetapi tentu partai-partai dalam koalisi Barisan Nasional pasti tetap ingin mempertahankan mendominasi kekuasaan di Malaysia.(*)
Sekadar berbagi dari Negeri Jiran.
KL:20042019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H