Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Regulasi Maskapai dan Ketidaksiapan Kita sebagai Penumpang

Diperbarui: 10 April 2018   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(KLIA2.Info)

Pada waktu yang belum lama, saya bersama dua orang teman melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Jakarta. Kebetulan saat menunggu pengumuman untuk masuk ke pesawat, saya berpapasan dengan empat orang ibu-ibu paruh baya yang juga hendak ke Tanah Air. Dari gaya bicara salah seorang dari mereka, tampaknya mereka baru habis jalan-jalan dari Osaka, Jepang.

Mereka bukan orang sembarangan, berasal dari kota besar dan biasa melakukan kunjungan ke luar negeri di beberapa negara maju dan berkembang. Namun namanya juga habis bepergian pasti ingin membawa oleh-oleh khas sebuah negara untuk sahabat handai dan jiran tetangga sebagai tanda baru balik dari luar negeri.

Saya amati banyak sekali mereka menenteng barang yang diisi dalam beberapa tas jinjing berukuran sedang selain ransel yang menempel di punggung. Artinya melebihi ketentuan regulasi maskapai Air Asia di Kuala Lumpur yang hanya memperbolehkan penumpang membawa dua tas jinjing saja. 

Nah ibu-ibu itu masing-masing membawa tiga tas, dan ada juga yang sampai empat tas. Alhasil, mereka mendapat teguran keras supaya barang-barang itu disatukan atau dijadikan masing-masing 2 tas saja sesuai aturan maskapai Air Asia di Malaysia. Alasan petugas, bahwa kapal terbang dari Kuala Lumpur ke Jakarta adalah pesawat berbadan kecil, bukan pesawat berbadan besar seperti mereka tumpangi dari Osaka ke Kuala Lumpur.

***

Ibu-ibu itu ngotot dan bahkan marah-marah ke petugas di Kuala Lumpur. "Nyusahin amat sih. Kami terbang dari Osaka boleh-boleh saja membawa semua barang ini ke kabin, kok di sini dilarang, padahal sama-sama Air Asia?" demikian omelan salah seorang ibu berambut pirang sebahu yang mempertanyakan kebijakan Air Asia dengan nada ketus sambil memberi isyarat ke saya yang kebetulan sedang memperhatikannya. Saya hanya respon dengan senyum, walau dalam hati saya, ibu-ibu ini lupa kalau penerapan regulasi maskapai di setiap negara, berbeda-beda.

Sang petugas kembali menjelaskan bahwa badan pesat kecil dan kompartemen kabin tidak sebesar kabin pesat Air Asia X yang dipakai dari Jepang. Kalau beberapa tas yang harus dijejal masuk ke kabin yang ukuran kecil, maka penumpang lain tidak mendapat jatah tempat untuk meletakkan barang bawaan mereka. Kira-kira demikian maksud sang petugas di Airport Sepang, Malaysia.

Setiap penumpang sebaiknya membaca dengan cermat regulasi maskapai penerbangan yang dipakai untuk bepergian. Apakah itu terkait berat bagasi, barang yang boleh dan tidak boleh dibawa, mekanisme menghidupkan telepon atau alat elektronik lainnya serta peraturan keselamatan penerbangan. 

Perlu kita sadari bahwa semua regulasi yang diterapkan kepada siapa saja di dalam pesawat, semata-mata demi kenyamanan dan keselamatan bersama. Namun dari pengalaman kita naik pesawat terbang, masih saja ada lalai dengan semua itu.

Setelah dijelaskan panjang lebar, maka dengan penuh kesal dan angkuhnya, akhirnya ibu-ibu itu terpaksa merapihkan barang-barang yang menurut saya memang melebihi kapasitas untuk dibawa ke kabin.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline