Awal November mendatang, sedikitnya 1500 para penggiat literasi Indonesia akan berkumpul di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat untuk menghelat sebuah jambore bergengsi dengan tema "Tangguh Taklukan Tantangan, Menjadi Cahaya Peradaban." Tujuan dihelatnya hajat besar dunia literasi itu, untuk melahirkan generasi baru pegiat literasi di Provinsi Jawa Barat yang akan menebarkan kecintaan membaca kepada seluruh masyarakat di pelosok tanah air.
Jawa Barat merupakan daerah yang telah pemprakarsai gerakan literasi dan mereka sangat serius mengelolanya sehingga lahirlah istilah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lalu kemudian menjadi Gerakan Literasi Nasional (GLN). Guru dan siswa se-Jawa Barat dengan telaten menumbuhkan kecintaan membaca di lingkungan sekolah masing-masing dan bahkan bergabung dalam West Java Leader's Reading Challengeyang rutin mengadakan kompetisi Reading Challenge.
Sentuhan dan Dukungan Kepala Daerah
Jambore kaum literat ini akan berlangsung selama dua hari yakni 1-2 November 2017. Tentu beragam kegiatan menarik dan ilmiah akan diisi selama dua hari itu seperti bedah buku, pameran dan presentasi penerbit, diskusi, dan pojok literasi hingga merilis 1000 buku hasil program GLS selama kurun waktu satu tahun.
Gerakan literasi sekolah yang dinilai cukup baik di Jawa Barat yang kini akan mengadakan pesta jambore bergengsi itu tak lepas dari dukungan dan sentuhan sang gubernur Ahmad Heryawan. Tak heran kalau politikus Partai Keadilan Sejahtera kelahiran Sukabumi ini sangat konsen dengan gerakan literasi karena dia merupakan seorang akademisi dan muballig.
Jambore literasi perdana yang dilaksanakan di Jawa Barat setelah setahun mengimplementasikan progran Gerakan Literasi Nasional ini akan memberi warna dan menumbuhkan gaung literasi di seluruh tanah air. Pemerintah Provinsi Jawa Barat benar-benar mengawal kegiatan literasi sekolah secara konsisten demi mensukseskan gerakan literasi nasional.
Bahkan sudah jauh melebarkan peran mereka ke dunia internasional dengan mengadakan kerja sama dengan Premier's Reading Challenge DECD South Australia. Dan tidak menutup kemungkinan kedepan Indonesia menginisiasikan jambore lierasi dunia atau lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan literasi tingkat internasional supaya diplomasi bisa berjalan lewat berbagai jalur yang salah satunya gerakan literasi dunia.
Ketika jawa Barat menjadikan literasi sebagai program unggulan dalam meningkatkan kualitas peserta didik yang unggul, perseptif, positif dan persisten dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan masa depan ketika kita semua berpikiran bahwa membaca adalah jendela ilmu, maka sebaiknya semua pemerintah daerah lebih serius membangun masyarakatnya lewat kegiatan berbasis ilmu pengetahuan.
Literasi Visual untuk Masyarakat Indonesia
Ketika Indonesia disebut-sebuat sebagai negara yang masyarakat dengan tingkat kebiasaan membacanya sangat lemah bahkan berada di urutan kedua terendah di dunia, maka tentu harus ada kajian dan terobosan dalam merubah pola literasinya. Masyarakat Indonesia tidak gemar membaca tidak bisa terus menerus dipaksa membaca teks saja, tetapi sebagaimana kita ketahui bersama bahwa orang Indonesia gemar melihat gambar, maka oleh itu pemerintah Indonesia harus lebih jeli membaca hal ini supaya bijak memformulasikan konsep serta menukar literasi teks ke literasi visual.
Tentunya lewat jambore literasi yang akan segera dihelat tersebut akan menghasilkan pola literasi yang sesuai dengan masyarakat dan alam Indonesia, sekaligus bisa membuka mata masyarakat Indonesia bahwa saatnya rakyat Indonesia lebih melek dan cinta akan ilmu pengetahuan untuk membangun masyarakat yang berpradaban tinggi yang dimulai dengan kebiasaan berliterasi.