Setelah memborong dua kardus buku-buku berbagai genre milik penerbit internasional pada hari pertama pameran, untuk kesekian kalinya, di hari terakhir pameran, Kamis (4/6) lalu aku kembali lagi ke gedung Malaysia International Exhibition and Convention Center (MIECC) tempat dihelat bursa buku Malaysia 2017 untuk memburu buku-buku pilihan yang belum ada dalam koleksiku.
Sebuah pameran buku tahunan yang dipelopori oleh Big Bad Wolf sejak tahun 2009 yang lalu, menawarkan harga buku yang sangat fantastis yaitu diskoun antara 75% hingga 95%. Namun cara untuk mendapatkan buku-buku tersebut, pengunjung terlebih dahulu harus membeli kardus yang disediakan oleh penyelenggara pameran.
Dengan hanya membayar 2 kardus RM160 (sekitar Rp.500.000) dengan semangat literasi, kuberhasil mengisi 100 eksemplar buku-buku pilhan dalam berbagai jenis buku dari kategori best seller hingga cerita anak yang sangat sederhana. Tentunya kalau dibeli di tokoh buku biasa, dua kardus buku tersebut, harganya bisa berjuta-juta rupiah.
Memborong buku-buku bagus dengan cara membeli kotak kardus dan bebas mengisi buku sampai penuh ini memberikan sensasi tersendiri bagiku. Apalagi harganya sangat murah, siapa saja yang gemar membaca dan mengoleksi buku pasti akan tertarik.
Setiap hari, dari jam 11.00 s/d 22.00, pameran buku Malaysia senatiasa dipenuhi oleh para peminat literasi. Bukan saja warga setempat yang menyemut di setiap meja tumpukan buku, malah banyak juga warga negara lain dari Amerika, Eropa, Afrika dan Timur Tengah.
Meja-meja besar berderet di atasnya bertumpuk buku berdasarkan jenis kategorinya seperti buku-buku novel fiksi. literatur non-fiksi juga diatur sedemikian rupa dalam beberapa meja seperti bagian biografi, sejarah, religi, kamus, referensi ilmu pengetahuan, psikologi, arsitektur, photography, traveling, cerita anak, buku memasak, novel, komik dan buku-buku menu masakan dan kek.
**
Kuamati maksud dari harga buku yang sangat murah itu tidak lain untuk menghidupkan gerakan literasi masyarakat yang bisa mendorong setiap orang berkesempatan memiliki koleksi buku baru dari penulis-penulis terkenal untuk dikoleksi.
Semangat Ramadan yang di dalamnya diturunkan wahyu pertama tentang perintah membaca (iqra’) membuatku lebih konsentrasi terhadap masalah literasi yang telah menjadi perhatianku sejak di bangku sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi.
Mengoleksi buku, membaca dan menulis telah menjadi kegemaranku hingga sekarang. Demi mensukseskan literasi nasional (GLN), gerakan literasi sekolah (GLS) yang telah digaungkan oleh pemerintah RI, aku selalu semangat memburu bursa buku murah untuk kukoleksi.***
Baca juga: http://www.kompasiana.com/thsalengke/serunya-berburu-buku-mahal-dengan-harga-5-ribu-rupiah-di-malaysia_592a629eeaafbd9d2bf1a7de