Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Hardiknas: Jangan Ada Lagi Intervensi Orang Tua Siswa Terhadap Sekolah

Diperbarui: 2 Mei 2017   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa SD Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Dok. Foto/THS

SEMANGAT Hari Pendidikan Nasional adalah semangat yang humanis. Tema peringatan Hardiknas tahun ini “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas” menggambarkan niat baik pemerintah untuk memberantas buta hurup di seantero Indonesia dengan memberikan pelayanan pendidikan yang merata serta meningkatkan kualitas pendidikan yang telah berlangsung selama ini.

Akhir-akhir ini, institusi pendidikan di Indonesia menghadapi dilema dalam mendidik siswa karena perilaku orang tua siswa seharusnya intens menjaga kemaslahatan anaknya, malah terkesan sibuk mengontrol urusan internal sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang porfesional, secara resmi melakukan aktivitas-aktivitas mendidik di lingkungan sekolah, mengacu kepada kurikulum sebagai pedoman dalam segala tindakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Sekolah menjadi agen sosialisasi tahap kedua setelah keluarga dalam membentuk karakter seorang anak. Artinya keberhasilan peran sekolah dalam mendidik siswa, tergantung kepiawaian peran keluaga sebagai kunci penentu pendidikan anak yang secara konsisten sampai anak menginjak usia tertentu dimana ibu-bapak bisa mengurangi volume kontrol.

Saya menyoroti dua hal penting terkait hal tersebut di atas yaitu orang tua siswa yang mencampuri urusan sekolah karena meragui kredibilitas sekolah dan unsur-unsurnya. Ada juga sebaliknya orang tua yang acuh dengan sekolah yang ingin terima beres dengan menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anaknya ke sekolah untuk mengurus anaknya sesuai target dan cita rasa orang tua.

Untuk artikel ini, saya mencoba menyorot isu pertama yangsering sekali kita dengar tentang orang tua siswa yang terlalu mencampuriurusan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mulai dari orang tua yang suka nongkrong di dalam lingkungan sekolah selama KBM berlangsung, orang tua yang masuk ke kelas marah-marah ke siswa lain karena mengganggu anaknya hingga berita intimidasi dan pemukulan terhadap guru oleh orang tua siswa.

Ketika kejadian sedemikian itu terjadi di lingkungan sekolah, menggambarkan bahwa pendidikan kita belum bagus. Orang tua masih mempertanyakan kredibilitas sekolah, guru, sarana dan prasarana serta nilai dan norma yang dianut di lingkungan sekolah. Dari gambaran itu juga dapar disimpulkan bahwa integritas pendidikan dan sekolah tertentu masih sangat dipertanyakan.

Rekomendasi yang mungkin bisa diperkuat adalah memperkuat kembali pelaksanaan aturan ke dalam dan keluar dengan seimbang. Sekolah jelas memiliki aturan main sendiri, mengacu pada kurikulum dan standar pendidikan nasional sehingga pihak luar tidak harus masuk campur terlalu dalam namun cukup sebatas kontrol melalui jalur komite sekolah.***

George Town: 02052017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline