Jum’at pagi itu, 3 Maret 2017, suasana di halaman Pusat Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur tampak beda dari biasanya. Ada pertunjukan tarian khas daerah Pacitan, Jawa Timur. Dengan mengenakan kostum lengkap, para siswa SD Alam Pacitan unjuk kebolehan menyampaikan pesan-pesan seni yang selama ini berkembang di tanah Jawa.
Tersirat pesan kepada dunia luar bahwa mereka ada, dan tetap eksis. Secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa budaya lokal Pacitan memiliki daya jual yang tinggi yang selama ini telah memperkaya khazanah bangsa Indonesia.
Dengan cuaca yang cerah dan bersahabat, angin pagi bertiup lembut sedikit menusuk pori-pori, seolah-olah alam merestui usaha sepuluh orang siswa SD Alam Pacitan menebar misi kebudayaan ke Malaysia.
Di tengah-tengah kegiatan kunjungan ke egara jirat, para siswa berkesempatan unjuk kebolehan, tampil di depan seluruh siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dengan berbagai jenis tarian khas Jawa Timuran, termasuk Reog Ponorogo.
Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd., mengaku senang dengan adanya pengenalan seni budaya lokal Indonesia karena siswa Indonesia yang jarang pulang ke negaranya bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang karya seni masyarakat yang ada di dalam negeri.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Kepala Sekolah SD Alam Pacitan Bangun Naruttama, S.Pd., mengaku bersyukur karena diberi kesempatan tampil di SIKL dan bertekad ingin mempromosikan daerah Pacitan lewat pendidikan dan budaya sambil membiasakan para siswanya untuk tampil di luar negeri.
Untuk berbagai misi budaya, sepuluh siswa-siswi SD Alam Pacitan dengan didampingi oleh empat orang guru, berkunjung ke Malaysia untuk menjajaki program misi sister school dengan Sekolah kebangsaan (SK) Titiwangsa dan International Islamic School (IIS) Gombak.
Dari Malaysia, mereka mengambil pelajaran tentang cara Malaysia mengemas promosi budaya dan pariwisatanya dengan cara yang sangat informatif, bagus dan tentunya menarik. Hal itulah yang menjadi salah satu oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Pacitan dan akan meyakinkan pemerintah daerah akan pentingnya promosi potensi daerah ke luar negeri supaya kedepan, daerah Pacitan dikenal secara luas oleh masyarakat internasional.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H