Lihat ke Halaman Asli

T.H. Salengke

TERVERIFIKASI

Pecinta aksara

Malaysia Serius Perhatikan Pendidikan Anak TKI

Diperbarui: 5 Oktober 2016   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="CLC Ladang 3/Dok.ths"][/caption]Hari sudah semakin senja ketika saya tiba di Miri, Sarawak. Jarum jam menunjukkan pukul 18.30, matahari sudah di peraduannya, kota-kota di Malaysia timur dan Brunei Darussalam sudah diselimuti kegelapan malam. Toko dan warung sudah tutup tandanya harus istirahat setelah seharian penuh melakukan aktivitas rutin.

Dari kota Miri, saya bersama teman, Nasrullah Ali Fauzi dan Endang Shinta harus melanjutkan perjalanan darat sejauh 80 km untuk sampai ke tujuan yakni Ladang Tiga.

Kami melintasi jalan tol Pan-Borneo Highway,sebuah proyek mega Perdana Menteri Najib Tun Razak untuk membangun wilayah tertinggal dalam rangka menyonsong Visi 2020 Malaysia sebagai negara maju.

Berdasarkan data, jalan tol dua negara ini, panjangnya 2,083 km yang menghubungkan ujung negeri Sarawak melintasi Brunei Darussalam hingga ujung negeri Sabah.

Sepanjang jalan, kami melewati hutan dan perkebunan kelapa sawit. Jalan gelap, tidak begitu banyak kendaraan yang melintas, hanya sesekali kami berpapasan dengan truk besar dan mobil pribadi yang konvoi.

***

Saat tiba di Ladang Tiga, ada kesan takjub melihat fasilitas belajar anak-anak Indonesia yang bagus. Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit Malaysia itu baru saja membeli dua armada bus khusus untuk keperluan pelajar Indonesia yang sekolah di Community Learning Center (CLC) milik perusahaan tersebut.

Dua tahun sebelumnya, perusahaan Ladang Tiga membangun gedung dan fasilitas belajar bagi 100 anak pekerja ladang asal Indonesia. Untuk kelas CLC, bisa dikatakan paling mewah karena tersedia fasilitas ruang kelas yang cukup, musollah, lapangan olah raga, area untuk berkemah, lima unit rumah guru, kantor dan ruang serba guna.

Tak cukup sampai di situ, beberapa orang guru yang direkrut oleh perusahaan juga diberi honor setiap bulan RM910 atau setara dengan Rp. 2,912.000.

Pihak Malaysia sudah menunjukkan keseriusan yang luar biasa dalam merealisasikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang orang tuanya membantu lajunya perekonomian Malaysia dalam bidang perkebunan.

CLC di Sarawak dan Sabah semakin berkembang dengan dukungan Kemdikbud RI, Kemlu RI, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kuching, KRI Tawau dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline