Peristiwa kekerasan terhadap anak perempuan semakin marak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian tersebut bisa terjadi di mana saja, yaitu di lingkungan sekolah, keluarga, ataupun di lingkungan sekitar. Menurut WHO, kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan menggunakan ancaman, paksaan, serta kekerasan.
Di mana hal tersebut dapat dilakukan oleh satu orang maupun kelompok yang dapat mengakibatkan luka, trauma secara fisik maupun mental. Kemudian menurut Suharto (1997), mengemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk kekerasan terhadap anak, yaitu kekerasan fisik, psikis, sosial atau penelantaran, dan seksual.
Sehingga berdasarkan fenomena tersebut, salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak adalah dengan membekalinya pengetahuan melalui edukasi. Sehingga program kerja individu yang dilaksanakan yaitu dengan melakukan kegiatan edukasi terhadap anak perempuan.
Edukasi yang dilakukan berjudul, "Edukasi tentang Pencegahan Kekerasan terhadap Anak Perempuan Dengan Metode Storytelling" dengan sasaran programnya yaitu anak perempuan yang ada di RT 03 RW 01 Kelurahan Cibangkong.
Kegiatan edukasi yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 29 Juli 2022 ini dilakukan dengan menggunakan metode storytelling, karena sasaran programnya adalah anak usia 7 hingga 12 tahun yang bertujuan untuk menarik perhatian anak serta agar materi yang disampaikan akan lebih mudah untuk dipahami.
Buku cerita yang digunakan berjudul "Aku Anak yang Berani, Bisa Melindungi Diri Sendiri" Edisi 2 yang ditulis oleh Theo Ideo dan Watiek Ideo. Kemudian edukasi yang diberikan terhadap anak perempuan di RT 03 RW 01 difokuskan terhadap pencegahan dan juga cara menghadapi kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitar anak.
Cerita pertama yang dibawakan adalah cerita dengan judul "Jangan Ambil Uangku", di mana cerita tersebut menggambarkan kejadian pemalakan terhadap anak sekolah. Selanjutnya pada akhir cerita, anak-anak diberikan tips bagaimana menghadapi teman yang suka memalak.
Dengan begitu, jika hal tersebut terjadi pada mereka, diharapkan anak mampu untuk bertindak dengan tepat dan tidak takut untuk melindungi diri kekerasan yang dapat terjadi saat pemalakan, baik verbal maupun fisik.
Cerita kedua mempunyai judul "Siapa yang Duluan", dalam cerita ini menggambarkan perilaku mengolok-olok. Kekerasan dapat timbul dari perilaku mengolok-olok. Walaupun perilaku ini terlihat remeh, namun dapat mengakibatkan rusaknya hubungan pertemanan dan juga persahabatan.