Lihat ke Halaman Asli

Theresia Puspitawati

Pengajar, pecinta hidup sehat

#Switch: Cerdas dalam Kinerja, Terjangkau dalam Harga

Diperbarui: 15 September 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pandemi adalah musibah. Namun pandemi sekaligus hikmah. Hikmah yang nyaris memaksa setiap insan untuk menerima bahwa teknologi tak bisa dibendung. Pilihan hanya dua: bergabung atau terpasung.

Sebagai seorang dosen, saya wajib bergabung dengan teknologi. Teknologi  yang mampu memadukan pilihan: cerdas dalam kinerja , terjangkau dalam harga. Dosen bukanlah profesi yang bergelimang finansial, karena lebih menekankan unsur pengabdian. Namun dosen tetap dituntut untuk profesional.

Model pembelajaran yang semula tatap muka langsung di kelas, sekarang mengharuskan secara online. Tidak ada lagi waktu untuk tawar menawar. Kehidupan harus berlanjut, proses belajar harus terus berjalan.

Tidak semua institusi dan mahasiswa beruntung dengan dukungan akses internet yang lancar jaya. Bayangkan, di saat tenggat, kadang harus terpenggal karena akses internet ngadat karena sinyal terbang terbawa angin atau kuota habis tak berbekas tanpa kejelasan tapak dan jejak.

Berseraknya pilihan provider, dengan janji manis kuota unlimited namun dalam kenyataan penuh keterbatasan dengan versi masing-masing, mengaruskan  konsumen untuk teliti dan jeli. Akses internet dan kuota adalah 'napas' dunia pendidikan saat ini. 

Akses internet adalah saluran pernapasan dan kuota adalah oksigen, yang akan bersinergi dalam menghidupi dan menghidupkan dunia pendidikan. Bayangkan bila salah satu di antaranya tiada, maka yang terjadi akan mengakibatkan hipoksia oksigen tidak mengalir lancar di jaringan tubuh dan berakibat fatal, kerusakan jaringan dan berujung kematian.  

Kehadiran Switch dengan layanan digital telco adalah bak udara kaya oksigen yang akan menghidupi jaringan di seluruh tubuh. Digital telco akan memotong mata rantai panjang 'birokrasi' provider. Konsumen juga bisa melakukan customize layanan  dari pemilihan nomor hingga paket, sesuai kebutuhan. Jadi layanan adalah berbasis kebutuhan,.

Nah, ready to switch adalah pilihan bagi mereka yang cerdas, mendapatkan nilai lebih dari sebuah layanan yang penuh sentuhan personal namun  handal dalam  kinerja.

Switch adalah provider antisedot pulsa, konsumen tidak akan tertipu promo yang menggebu. Bahkan switch justru menawarkan fitur yang unik, worry free dalam wujud kuota darurat, yakni tetap akan bisa mengakses internet meskipun kuota utama sudah habis,  sehingga di saat para akademisi (baca:  guru, dosen, mahasiswa dan murid) sedang penghujung bulan, tetap akan bisa bernapas. Fitur worry free memungkinkan proses belajat tetap berjalan.

Tujuh bulan kita hidup dalam lingkaran pandemi. Namun hidup tetap harus berjalan. Proses belajar mengajar juga harus tetap berlangsung. Di awal pandemi, ketakutan dan ketidakpastian menghantui. 

Bahkan di bulan ketujuh pun kita masih masih harus hidup dengan pandemi.Sungguh, situasi yang menyesakkan. Namun hidup bahaia adalah pilihan dan bisa diciptakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline