Lihat ke Halaman Asli

Thoyyib Hasonangan

Wordsmith | Mahasiswa IT

Pisang Goreng

Diperbarui: 1 September 2023   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pisang goreng di pagi yang gelisah,
Marah menggelayut, hujan belum reda.
Tunggu derasnya rintik yang tak kunjung datang,
Hati berdesir, resah menggelayut dalam angan.

Pagiku dicat dengan warna kesal,
Namun di dapur, sang ibu menyambut tawa.
Pisang terselip di genggaman tangannya,
Minyak panas menyambut dalam pelukan.

Ayahku tergesa, kesal terlambat bekerja,
Wajahnya merefleksikan hiruk-pikuk kehidupan.
Adikku tersenyum, tak perlu ke sekolah,
Hari ini adalah hari tanpa beban, tanpa kata.

Hujan masih enggan menghentak tanah,
Namun aroma pisang mengusir duka dalam hati.
Ibu datang dengan senyuman penuh cinta,
Pisang gorengnya mencairkan semua getir yang mengunci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline