Lihat ke Halaman Asli

Thoyib Abdullah

Ecommerce - Freelance Writer and Teacher - Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris

Anna Nur Awalia, Menginspirasi Perdamaian dan Toleransi

Diperbarui: 5 September 2024   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan Layar dari Youtube Kompas TV

Anna Nur Awalia, seorang guru dari pulau kecil di Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia yang bukan hanya berperan sebagai guru yang mendidik generasi muda, tetapi juga seorang dosen dan fasilitator yang membawa inspirasi bagi masyarakat. Dalam peranannya sebagai seorang pengajar, Ana berjuang menghadirkan pendidikan berkualitas di Indonesia. Dedikasi dan pengabdiannya sebagai pendidik di Indonesia menjadi cermin komitmennya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam keberagaman budaya, suku, ras, dan agama.

Anna juga tergabung di Sholas menyebarkan dan mendidik generasi bangsa dengan berbagai perbedaan ras, agama, kelas ekonomi, budaya. Anna berkesempatan untuk bertemu Paus di Katedral, Jakarta pada 4 September 2024, momen berkesan yang memberikan kesempatan baginya untuk menyampaikan pesan perdamaian dan toleransi antaragama, ras, budaya, dan agama. Ia menyampaikan bahwa mendengarkan adalah cara komunikasi terbaik dalam pertemuan.

"Mendengarkan adalah cara komunikasi terbaik dalam ruang pertemuan, Listen, Listen, Listen, and Speak dengan cara itu kita bisa menjembatani segala bentuk perbedaan menjadi One, Become One! Menjadi satu!" serunya.

Selain itu Anna juga berperan berbagai peran di Scholas yang menjadikannya merasa Scholas adalah rumah.

"Di Scholas saya berperan sebagai siswa, volunteer, guru, seorang ibu, tim kerja, kadang-kadang seorang anak, dan kawan baik. Dengan segala bentuk peran yang saya ambil atau dipercayakan kepada saya Scholas is a home, Scholas adalah rumah bagi saya yang mewadahi", dengan mata berkaca-kaca Anna berkata.

Anna juga menyampaikan projeknya di Scholas bersama Tunas Bineka yaitu projek edukatif dengan tergabungnya 250 anak muda Indonesia berkumpul di Jakarta mendengarkan mimpi, kenangan, memori, dan suara adik-adik.

Keresahan yang menjadi masalah disampaikan kepada Paus ialah dengan keberagaman itu, masih muncul dikarenakan perbedaan yang ada. Masalh yang muncul ialah diskriminasi dan bullying melalui media sosial.

Dengan kombinasi antara dedikasinya sebagai pendidik, dosen, dan fasilitator, Anna Nur Awalia menjadi simbol bagaimana seorang individu dari daerah terpencil bisa berkontribusi besar dalam menciptakan perubahan positif di tingkat lokal dan global.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline