Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Audaces Fortuna Iuvat

Sekuel dari Film Horor Karya Joko Anwar, dalam Pengabdi Setan 2: Communion (2022)

Diperbarui: 3 Desember 2024   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film Pengabdi Setan 2. (Image Source: Youtube Rapi Film)

Setelah sukses besar dengan film pertamanya pada 2017, Joko Anwar kembali menghadirkan Pengabdi Setan 2: Communion. Sebagai sekuel, film ini melanjutkan cerita keluarga Rini yang masih dihantui oleh kehadiran iblis dan misteri di baliknya. Dengan durasi lebih panjang dan skala cerita lebih besar, film ini menawarkan pengalaman yang intens, mencekam, sekaligus memperdalam mitos dunia yang dibangun pada film pertama.

Lanjutan Kisah

Cerita dimulai dengan kepindahan Rini (Tara Basro), adik-adiknya, dan ayah mereka (Bront Palarae) ke sebuah rumah susun tua setelah kejadian traumatis di film pertama. Harapan untuk memulai hidup baru segera berubah menjadi teror. Rumah susun itu, yang awalnya hanya tampak usang dan muram, ternyata menyimpan rahasia gelap.

Teror bermula dari kejadian-kejadian kecil---suara langkah kaki, lift yang bergerak sendiri, hingga penampakan bayangan di lorong. Perlahan, Rini dan keluarganya menyadari bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan kehadiran iblis, tetapi juga sebuah konspirasi besar yang melibatkan penghuni rumah susun tersebut. Misteri semakin mendalam saat mereka menemukan fakta mengerikan tentang masa lalu rumah susun itu, yang terkait dengan sekte yang pernah menghantui mereka.

Cerita berkembang menjadi lebih kompleks, mempertemukan kembali penonton dengan tema pengorbanan, kesetiaan, dan hubungan keluarga dalam situasi ekstrem. Dengan elemen horor yang konsisten, film ini juga memperlihatkan sisi manusiawi dari para karakter yang berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan.

Atmosfer dan Pengalaman Sinematik

Joko Anwar berhasil menciptakan atmosfer mencekam yang konsisten sejak adegan pembuka. Rumah susun sebagai lokasi utama menjadi karakter tersendiri dalam cerita. Dengan pencahayaan minim, lorong-lorong panjang, dan detail visual seperti cat tembok yang mengelupas, tempat itu terasa sangat nyata sekaligus menyeramkan. Suasana rumah susun yang ramai namun dingin menciptakan kontras yang unik, di mana rasa takut bukan hanya datang dari kegelapan tetapi juga dari kehidupan sehari-hari yang tampak biasa.

Desain suara memainkan peran penting dalam membangun ketegangan. Suara lift tua, langkah kaki yang menggema, dan bisikan di kejauhan dirancang dengan presisi untuk membuat penonton terus waspada. Pada beberapa momen, film ini membuat penonton tenggelam dalam keheningan yang tiba-tiba dipecahkan oleh suara yang mencengangkan.

Efek visual dan makeup juga menambah kualitas produksi. Penampakan makhluk gaib dibuat dengan detail yang mengerikan namun tidak berlebihan, menjaga kesan realistis sekaligus memaksimalkan horor. Penggunaan praktikal efek dibandingkan CGI yang berlebihan menjadi salah satu kekuatan film ini, menciptakan pengalaman yang lebih imersif.

Karakter dan Akting

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline