Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Audaces Fortuna Iuvat

Fenomena Gaya Hidup Mahasiswa Saat ini, antara Gaya Hidup, Bisnis dan Minat yang Rendah pada Organisasi

Diperbarui: 25 Juni 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup Mahasiswa Kini (Image Source: INSTIKJ)

Di zaman sekarang, sering kita dengar keluhan bahwa mahasiswa cenderung kurang berminat untuk aktif dalam organisasi masyarakat. Banyak yang bilang mereka lebih sibuk dengan gaya hidup hedonis dan terobsesi dengan bisnis. Katanya, mahasiswa sekarang lebih suka nongkrong di kafe keren, pamer outfit kekinian di media sosial, dan ikut tren bisnis yang lagi hits. Apa benar begitu? Yuk, kita coba bahas lebih dalam.

Dulu, organisasi mahasiswa atau organisasi masyarakat menjadi salah satu tempat di mana mahasiswa bisa belajar banyak hal di luar kelas. Mulai dari keterampilan kepemimpinan, kemampuan berorganisasi, hingga memperluas jaringan pertemanan. Namun, kini organisasi-organisasi tersebut kerap mengeluhkan minimnya partisipasi dari mahasiswa.

Banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal ini. Salah satunya adalah kurangnya sosialisasi dari pihak organisasi itu sendiri. Organisasi mungkin kurang paham di mana tempat nongkrongnya mahasiswa zaman sekarang, sehingga mereka kesulitan untuk menarik minat mahasiswa. Misalnya, kalau dulu mahasiswa banyak berkumpul di kampus, sekarang mereka lebih sering nongkrong di kafe atau tempat-tempat kekinian lainnya.

Selain itu, mungkin juga karena kurangnya kesadaran mahasiswa akan dampak positif yang bisa didapat dari berorganisasi. Banyak mahasiswa yang merasa ikut organisasi itu hanya buang-buang waktu dan tidak memberikan manfaat langsung. Padahal, dengan aktif di organisasi, mereka bisa mendapatkan pengalaman berharga yang tidak didapat di bangku kuliah.

 Gaya Hidup Mahasiswa Kini

Tidak bisa dipungkiri, gaya hidup hedonis memang menjadi salah satu daya tarik bagi banyak mahasiswa masa kini. Media sosial penuh dengan konten yang menampilkan kehidupan glamor dan serba enak. Nongkrong di kafe mewah, liburan ke tempat eksotis, pakai barang-barang branded, semua itu jadi impian banyak anak muda.

Media sosial juga memberikan tekanan tersendiri. Ada keinginan untuk terlihat keren dan mendapatkan banyak likes dan followers. Banyak mahasiswa yang akhirnya lebih fokus untuk mengejar gaya hidup seperti itu, daripada mengembangkan diri melalui kegiatan yang lebih bermakna seperti berorganisasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa gaya hidup hedonis ini seringkali hanya tampak luar saja. Banyak dari mereka yang tampilannya keren di media sosial, sebenarnya menghadapi berbagai masalah di balik layar. Bisa jadi, mereka harus bekerja keras atau berhutang demi bisa tampil keren.

Selain gaya hidup hedonis, obsesi pada bisnis juga menjadi fenomena yang cukup menonjol di kalangan mahasiswa. Banyak yang terinspirasi dari kisah sukses para entrepreneur muda yang sering muncul di media. Mereka melihat betapa menggiurkannya menjadi seorang pengusaha: dikenal banyak orang, dipuji, bisa beli apa saja yang diinginkan.

Namun, seringkali mahasiswa tidak menyadari bahwa di balik kesuksesan itu, ada banyak kerja keras dan pengorbanan yang harus dilakukan. Banyak yang hanya melihat hasil akhirnya saja tanpa memahami proses panjang yang harus dilalui. Akibatnya, banyak yang mencoba terjun ke dunia bisnis hanya karena nafsu untuk mendapatkan keuntungan instan, tanpa persiapan yang matang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline