Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Audaces Fortuna Iuvat

Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Daya Beli Masyarakat

Diperbarui: 26 Juni 2024   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keseimbangan Fiskal dan Moneter (Image Sorce: UMSU)

Kebijakan ekonomi pemerintah memainkan peran penting dalam mengarahkan perekonomian suatu negara. Dua alat utama yang digunakan untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal berkaitan dengan pengeluaran dan pajak pemerintah, sementara kebijakan moneter melibatkan pengaturan tingkat suku bunga oleh bank sentral. Di Indonesia, kebijakan-kebijakan ini memiliki dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat. 

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal melibatkan keputusan pemerintah terkait pengeluaran dan penerimaan negara melalui pajak. Kedua aspek ini memiliki dampak langsung terhadap daya beli masyarakat.

Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi daya beli masyarakat melalui berbagai cara. Misalnya, ketika pemerintah meningkatkan belanja untuk proyek infrastruktur, hal ini dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat karena mereka memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

Contoh konkret dari kebijakan ini adalah proyek pembangunan jalan tol, jembatan, dan infrastruktur transportasi lainnya di Indonesia. Proyek-proyek ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja selama fase konstruksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi ekonomi jangka panjang dengan mengurangi biaya transportasi dan waktu perjalanan. Dengan demikian, masyarakat memiliki lebih banyak uang dan waktu yang dapat dialokasikan untuk konsumsi.

Kebijakan Pajak

Kebijakan pajak juga memiliki pengaruh besar terhadap daya beli masyarakat. Penurunan pajak penghasilan, misalnya, akan meningkatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh masyarakat. Sebaliknya, peningkatan pajak dapat mengurangi daya beli karena masyarakat memiliki lebih sedikit uang yang tersisa setelah membayar pajak.

Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dari 1% menjadi 0.5% dari omzet. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan UKM dan meningkatkan daya beli pelaku usaha kecil yang merupakan bagian signifikan dari populasi. Dengan pendapatan yang lebih tinggi setelah pajak, pelaku UKM dapat meningkatkan konsumsi mereka.

Subsidi dan Bantuan Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline