Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Audaces Fortuna Iuvat

Manhattan Project: Kehancuran dan Perdamaian

Diperbarui: 2 Agustus 2023   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.lib.uchicago.edu/about/news/science-and-conscience-chicagos-met-lab-and-the-manhattan-project/put

“Now I am become Death, the destroyer of worlds.” Ungkap Oppenheimer.

Ungkapan itu tiba-tiba saja ia katakana dari mulutnya saat secara langsung ia menyaksikan dahsyatnya ledakan pertama dalam proyek pengembangan Nuklir di Los Alamos, pada 16 Juli 1945. Sebuah puncak dari program pengembangan Nuklir yang dikembangkan oleh Pemerintahan Amerika Serikat yang bertujuan untuk mengakhiri perang dunia.

Pada awalnya, proyek ini dikenal sebagai "Proyek Pengembangan Senjata Nuklir" atau "Proyek Penelitian Senjata Nuklir", tetapi pada tahun 1941, nama resminya diubah menjadi "Proyek Manhattan". Pergantian nama ini dilakukan untuk menutupi dan menyamarkan tujuan sebenarnya dari proyek tersebut. Sebagai proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat, tujuan dari Proyek Manhattan adalah mengembangkan bom atom untuk digunakan selama Perang Dunia II.

Proyek Manhattan dinamai berdasarkan nama distrik Manhattan di Kota New York, Amerika Serikat. Sebuah lokasi dimana markas besar dari proyek ini terletak, yakni Universitas Columbia. Universitas Columbia di masa Perang Dunia kedua adalah pusat lembaga penelitian utama yang terlibat dalam proyek tersebut.

Nama "Manhattan" digunakan untuk menyembunyikan identitas proyek ini dari perhatian publik dan musuh, karena diharapkan bahwa musuh tidak akan menduga bahwa proyek yang dilakukan oleh sekelompok ilmuan ini terlibat dalam pengembangan senjata nuklir.

Proyek Manhattan dimulai pada tahun 1942 dan berlangsung hingga akhir Perang Dunia II pada tahun 1945. Tujuan utama proyek ini adalah untuk menciptakan senjata yang dapat mengubah energi atom menjadi kekuatan ledakan besar, yang dikenal sebagai bom atom atau bom nuklir.

Proyek ini melibatkan kerja sama antara banyak ilmuwan, insinyur, dan ahli fisika terkemuka dari berbagai negara, termasuk beberapa ilmuwan terkemuka seperti Robert J. Oppenheimer, Enrico Fermi, dan Richard Feynman. Ketiganya merupakan tokoh-tokoh ilmiah terkemuka yang memiliki peran kunci dalam proyek rahasia ini dan telah meninggalkan warisan besar dalam ilmu pengetahuan nuklir dan fisika modern.

Selama Perang Dunia II, Proyek Manhattan berhasil mengembangkan dua bom nuklir, yang digunakan untuk menyerang kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada bulan Agustus 1945. Serangan ini menyebabkan kerusakan dan kematian massal serta mempercepat akhir Perang Dunia II. Banyak yang percaya bahwa ini menghindarkan lebih banyak korban jiwa dan mempercepat perdamaian.

Proyek Manhattan memiliki dampak yang besar dalam sejarah, karena menandai awal dari era senjata nuklir dan memunculkan pertanyaan etika dan politik yang kompleks tentang penggunaan senjata tersebut. Setelah Perang Dunia II, Amerika Serikat terus mengembangkan senjata nuklir dan perlombaan senjata nuklir berkembang menjadi salah satu aspek sentral dalam politik global selama Perang Dingin.

Penggunaan bom nuklir oleh Robert J. Oppenheimer dan tim Proyek Manhattan selama Perang Dunia II mengundang pro dan kontra yang kompleks bagi para ilmuan ataupun dunia. Berbagai pandangan muncul sebagai perdebatan moral setelah penggunaan nuklir tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline