Bagi kalian yang tidak terlalu tertarik tentang sejarah pergerakan atau masalah gerakan sipil dan politik di Amerika Serikat, mungkin nama Malcolm X terdengar asing di telinga kalian. Seperti halnya beberapa teman penulis yang merasa asing saat saya membicarakan tentang gerakan sipil di Amerika Serikat, saya seringkali mengutip nama Malcolm X dalam diskusi yang penulis ungkapkan ke teman-teman penulis, dan mereka umumnya meminta jeda sesaat dan bertanya "Malcolm siapa riq?". Untuk itu, penulis berinisiatif untuk menceritakan lebih banyak dalam sebuah tulisan ringkas berisi biografi yang melatarbelakangi garis hidup seorang Malcolm X.
Biografi
Malcolm X adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam gerakan nasionalis kulit hitam di Amerika Serikat. Lahir pada tahun 1925 dan meninggal pada tahun 1965 di usia 45. Umur yang cukup singkat, namun tidak bagi aktivis seperti Malcolm. Dengan opininya yang provokatif dan gerakannya yang eksponensial.
Ia telah menjadi salah satu tonggak pergerakan orang-orang kulit hitam di Amerika-Serikat di era 60 an, dengan keberanian dan pandangan kontroversialnya yang ikut menggerakan kesadaran masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Gagasan yang dia utarakan, seperti kebanggaan ras dan pembelaan diri, menjadi landasan ideologis gerakan Kekuatan Hitam yang muncul dari tahun 1960-an hingga 1970-an.
Masa kecilnya cukup berantakan, pernah dipenjara karna kasus perdagangan obat bius. Lalu setelah keluar dari penjara, ia mulai berkenalan dengan orang-orang dari gerakan Nation of Islam. Dimana di tempat inilah juga ia mulai dikenal luas pada tahun 1940 an. Nation of Islam (NOI) adalah sebuah organisasi keagamaan yang didalamnya mengajarkan untuk memadukan unsur-unsur Islam secara keagamaan dan nasionalisme Hitam.
Malcolm X lahir pada tahun 1925 di Nebraska. Saat masih kecil, Malcolm pindah bersama keluarganya ke Lansing, Michigan. Ketika Malcolm berusia enam tahun, ayahnya bernama Earl Little, seorang pendeta Baptis dan juga mantan pendukung Marcus Garvey (pemimpin nasionalis kulit hitam), yang mati secara mengenaskan setelah ditabrak oleh sebuah trem, Malcolm yakin kalau kematian ayahnya adalah pembunuhan yang dilakukan oleh para penganut supremasi kulit putih.
Setelah kejadian itu, keluarga Malcom hidup sangat miskin sehingga ibu Malcolm, Louise Little terpaksa memasak bunga dandelion dari jalan untuk memberi makan anak-anaknya. Pada tahun 1939, ibunya dikirim ke Rumah sakit Jiwa karna masalah mental. Sedangkan Ibunya menghabiskan sisa hidupnya di sebuah rumah sakit karna masalah kesehatan mental, dan anak-anak dari keluarga tersebar di antara panti asuhan dan rumah kerabatnya.
Malcolm adalah siswa yang sangat baik, ia juga cukup unggul di sekolah. Di masa sekolahnya Malcolm X pernah mengatakan pada gurunya, bahwa suatu hari ia ingin menjadi seorang pengacara. Lalu sang guru berkata "bermimpilah secara realistis. Menjadi Pengacara adalah hal yang mustahil bagi seorang negro sepertimu".
Guru tersebut mengatakan kepada Malcolm bahwa dia harus menjadi tukang kayu dan bukan pengacara, dan karna hal itu ia jadi kehilangan minat untuk melanjutkan pendidikan dan segera mengakhiri pendidikan formalnya. Diskriminasi rasial yang gurunya berikan membuat ia berhenti sekolah pada kelas 8.
Setelahnya keluar dari pendidikan formal, ia melakukan apapun yang bisa menghasilkan uang baginya, termasuk dalam bisnis obat bius dan berbagai pencurian. Karna kesulitan ekonomi dan pergaulannya yang buruk ia tertangkap dan dimasukan ke dalam penjara. Malcolm dipenjara pada tahun 1946 atas tuduhan pencurian.
Sebagai seseorang dengan jiwa kekebasan yang tinggi, Malcolm beberapa kali dipindahkan Tahanan, dimulai dari Negara Bagian Michigan, rumah remaja di Mason, Michigan, ke bagian Roxbury di Boston untuk tinggal bersama kakak tiri, Ella, dari pernikahan pertama ayahnya. Di sana ia terlibat dalam kegiatan kriminal kecil di masa remajanya. Dikenal sebagai "Detroit Red" karena semburat kemerahan di rambutnya, ia berkembang menjadi penipu jalanan, pengedar narkoba, dan pemimpin geng pencuri di Roxbury dan kemudian Harlem.