Lihat ke Halaman Asli

Dilema Pertelevisian Indonesia

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu kita semua sama-sama mafhum, kalau pertelevisian Indonesia yang diharapkan dapat mendidik dan menghibur bangsa  malah meracuni bangsa dengan hiburan yang sangat-sangat tidak bermanfaat. Rata-Rata orang Indonesia yang telah berusia 17 tahun --jika kita asumsikan kita menonton televisi 4 jam-- maka kita telah melihat rata-rata 1 juta lebih iklan dan 300.000 menit untuk melihat acara inti. Yah, acara yang kebanyakan tidak berguna

Masyarakat kita hanya mempunyai satu hiburan yang dominan, yaitu televisi--terlepas jika anda bukan merupakan tvholic--.Dan ini serta merta dimanfaatkan oleh perusahaan televisi nasipnal dengan memasukkan banyak sekali program yang tidak berguna untuk meningkatkan rating mereka. Yang mereka pikirkan mungkin hanya omset yang dihasilkan melalui iklan. hal ini sekilas tidak berbahaya, tetapi hal ini dapat meracuni dan mencemari pikiran remaja dan anak-anak.

Jika kita teliti lagi, kebanyakan sinetron televisi bertema percintaan dan perpecahan rumah tangga. Menurut penelitian saya yang kecil-kecilan dan kekurangan biaya, Jika masyarakat melihat dan mendengar suatu tayangan televisi, maka mereka akan terdorong oleh motivasi tak sadar agar melakukan sama seperti apa yang mereka lihat dan dengar. Singkat kata, mereka terpengaruh untuk melakukan apa yang mereka tonton.

Sekarang kita lihat, berapa banyak remaja yang asyik bercumbu satu sama lain--bukan homo, sueer bukan--. Kemudian apa yang membuat artis kawin cerai- kawin cerai. dan kemudian apa yang menyebabkan banyak artis terjebak cinlok. mengapa mereka menjadi kayak begitu. Tentu saja tontonannya dan apa yang mereka perankan. Dalam islam dan kalo gak salah di semua agama, kita diharuskan menjauhi tontonan yang tidak senonoh. karena, jika kita terbiasa menonton tontonan seperti itu, tentu kita akan menjadi terbiasa dan tidak inkar terhadap kemungkaran itu, Bener gak ?

Yang saya prihatin, masak anak kecil umur 4 tahun udah bisa milih selera mereka dalam menonton televisi. dan yang lebih parah lagi, masak mereka udah mempunyai selera yang dimiliki oleh mbak-mbak atau ibu-ibu. Yah, dengan kata lain percintaan. Mungkin ini yang membuat genereasi muda kita masih terbelakang. Apakah terus seperti ini ?. Moga-moga aja tidak

Yah akhir kata, paragrap, dan juga opini (panjang amat). moga moga aja generasi kita bisa memilih tayangan yang lebih pantas untuk mereka (Amiiinn...!!) dan moga-moga aja ada stasiun televisi yang mau menayangkan program pendidikan (Amiin..!!) dan moga moga aja REAL MADRID MENANG CHAMPIONS (Amiiiinnnnn,...!!!)

eh kagak sumpah yang terakhir tadi bercanda




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline