Nama Jerinx kembali ramai diperbincangkan masyarakat setelah menyebut virus Corona merupakan sebuah konspirasi.
Drummer band Superman Is Dead (SID) ini mengatakan, letak konspirasi tersebut ada pada jumlah kasus Covid-19 yang teridentifikasi. Ia menilai angka-angka tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya.
Dalam sebuah acara yang ditayangkan Kompas TV Jerinx mengatakan bahwa ada permainan angka dalam jumlah korban.
Menurutnya, alat tes Covid-19 yang ada saat ini tidak terjamin keabsahannya. Ia beralasan para ilmuwan di negara maju seperti Amerika dan Eropa masih belum sepakat atas kevalidan alat tes tersebut.
Jerinx juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang memiliki hasil tes positif menjadi negatef setelah diperiksa kembali. Ia pun menilai hal ini jarang diungkap oleh media mainstream.
"Swab test, dan rapid test itu hasilnya tidak valid, itu banyak menimbulkan kesimpangsiuran informasi tapi media selalu dengan gampangnya membawa narasi jika swab test itu hasilnya sudah 100 persen." Kata Jerinx
Jerinx juga menyatakan bahwa ilmuwan-ilmuwan di negara maju yang jauh lebih pintar daripada ilmuwan di Indonesia belum satu suara. Jerinx pun juga menanyakan kenapa Indonesia begitu takut dengan WHO.
Jerinx juga mengklaim bahwa pihaknya memiliki data di balik tudingannya yang menyebut Covid-19 sebagai konspirasi. Menurutnya, Ia memiliki bukti-bukti mengapa ada banyak kebetulan yang terjadi hingga membentuk suatu pola.
Jerinx mengatakan, jika melihat dari sejarah Rockefeller dan Bill Gates, mereka telah mensimulasikan sebuah bencana yang persis dengan keadaan saat ini.
Menurut Jerinx, dalam dokumen Rockefeller terdapat sebuah scenario yang meyebutkan secara persis bahwa China menjadi wilayah pertama yang memberlakukan lockdown.
Jerinx mengatakan, ia telah merangkai satu persatu peristiwa yang pernah terjadi. Menurutnya, apabila orang-orang mengikuti rangkaian peristiwa yang terjadi dan menggalinya lebih dalam, mereka akan menemukan nama yang sama berkali-kali.