Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Akbar Yusuf

Mahasiswa UGM

Pantai Widuri: Dari Destinasi Alam Hingga Riuhnya Wahana Karaoke Warga Pemalang

Diperbarui: 16 Januari 2025   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Tempat Duduk Lesehan di Pantai Widuri (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pantai Widuri: Menapaki Jejak Ikonik yang Terkikis Waktu

Pantai Widuri, salah satu ikon wisata Kabupaten Pemalang, dulu menjadi primadona bagi keluarga yang mencari suasana santai dan keindahan laut. Terletak dekat jantung kota Pemalang, pantai ini menjadi destinasi favorit warga lokal dan wisatawan, terutama saat akhir pekan atau musim liburan. Kawasan ini menawarkan beragam atraksi, mulai dari sirkuit balap, wisata kuliner khas seperti mendoan di pinggir laut, tempat pelelangan ikan, hingga keberadaan Widuri Waterpark yang kini tinggal kenangan.

Di masa kejayaannya, Widuri Waterpark menjadi daya tarik utama. Dengan berbagai wahana seperti prosotan air, kolam ombak, hingga kolam renang berstandar olimpiade, tempat ini menawarkan pengalaman menyenangkan bagi semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua. Namun, gemerlap itu sirna. Kini, waterpark tersebut menyisakan pemandangan yang memprihatinkan: prosotan yang ditumbuhi lumut, rerumputan liar yang merajai setiap sudut, dan suasana lengang yang menciptakan kesan wingit, bahkan di siang hari. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor yang mempercepat penutupan tempat ini pada 2020, meski sepi pengunjung sudah mulai dirasakan sebelumnya.

Alih Fungsi Menjadi Surga Karaoke di Tengah Kawasan Pantai

Alih-alih memulihkan pesona alamnya, Pantai Widuri kini bertransformasi menjadi pusat hiburan karaoke. Hampir di setiap sudut pantai, dentuman musik dari warung-warung karaoke saling bersaing untuk menarik perhatian pengunjung. Hiburan murah meriah ini, dengan speaker dan mikrofon seadanya, telah mengubah wajah pantai yang dulunya tenang menjadi bising.

Ironi terasa bagi pengunjung yang datang untuk menikmati deburan ombak dan semilir angin. "Kami datang ke pantai untuk bersantai, sekadar menikmati mendoan di tepi laut, bukan untuk mendengar suara orang bernyanyi. Itu pun kalau suaranya merdu," keluh seorang wisatawan asal Bojongbata. Hingar-bingar ini tak hanya mengganggu ketenangan, tetapi juga merusak harmoni alam yang menjadi daya tarik utama Pantai Widuri.

Ancaman Kerusakan Lingkungan yang Terabaikan

Menjamurnya tempat karaoke di Pantai Widuri juga membawa dampak negatif pada lingkungan. Pelebaran area duduk dan pembangunan fasilitas baru untuk menunjang aktivitas karaoke telah mengorbankan ruang hijau serta kawasan sempadan pantai. Padahal, sempadan ini berperan penting sebagai penyangga ekosistem pesisir dan pelindung alami dari abrasi. Alih fungsi lahan tanpa kajian yang memadai berpotensi merusak keseimbangan lingkungan pantai.

Kawasan sempadan pantai memiliki peran penting sebagai benteng alami yang melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi, angin kencang, dan gelombang tinggi. Untuk mengoptimalkan fungsi ini, kawasan tersebut sebaiknya ditanami vegetasi pemecah angin, seperti cemara laut (Casuarina equisetifolia) dan barringtonia (Barringtonia asiatica). Cemara laut dikenal memiliki akar yang kuat untuk mencegah erosi serta kanopi rapat yang efektif mengurangi kecepatan angin, sementara barringtonia berfungsi sebagai penahan gelombang kecil dengan akar serabutnya yang membantu menstabilkan tanah. Pengembangan vegetasi seperti ini tidak hanya memberikan perlindungan ekologis, tetapi juga menciptakan lanskap pantai yang lebih hijau dan estetis.

Harapan untuk Revitalisasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline