Lihat ke Halaman Asli

Thor_

Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Brawijaya Mencetuskan Kolaborasi Petani dan Petenak Melalui Pemanfaatan Limbah

Diperbarui: 20 Agustus 2023   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Tim Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD UB)  kelompok 817, yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun telah mencetuskan gebrakan baru berupa kolaborasi antara petani dan peternak untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa. 

Dengan bimbingan Ns. Renny Nova, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J. selaku Dosen Pembimbing Lapang (DPL), mahasiswa mampu memberikan informasi tentang pemanfaatan limbah dari dua sektor, yaitu pertanian dan peternakan. Informasi yang diberikan kepada masyarakat berupa pembuatan pakan ternak silase yang berasal dari limbah pertanian dan pembuatan pupuk bokashi yang berasal dari limbah peternakan. 

Desa Karangrejo yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak, tentunya membutuhkan inovasi-inovasi yang dapat mendobrak penghasilan para warga. Petani seringkali merasa resah ketika ketersediaan pupuk terbatas dan tidak stabilnya harga jual yang ada di pasaran. Ditambah lagi, pemanfaatan jerami yang merupakan limbah pertanian juga belum maksimal. 

Di sisi lain, selama ini kotoran ternak hanya ditumpuk begitu saja, atau bahkan diambil oleh tengkulak secara cuma-cuma. Hal tersebut tentunya menjadi potensi yang apabila dikembangkan akan menambah nilai manfaat dari limbah itu sendiri. Melihat fenomena tersebut, mahasiswa yang sebagian berlatar belakang peternakan dan teknologi pertanian, mencetuskan kolaborasi petani dan peternak untuk saling memanfaatkan limbah dari kedua sektor tersebut. 

Limbah pertanian yang mayoritas adalah jerami dapat diolah dan digunakan kembali untuk pakan ternak yang disebut sebagai pakan ternak silase. Silase adalah pakan yang berbahan baku hijauan, hasil samping pertanian, atau bijian berkadar air tertentu yang telah diawetkan dengan cara disimpan dalam tempat kedap udara selama kurang lebih tiga minggu. 

Adapun limbah peternakan yang berupa kotoran hewan dapat digunakan kembali menjadi pupuk organik yang lebih aman bagi tanaman dan ekosistem tanah karena tidak merusak lingkungan seperti pupuk kimia pada umumnya. Pupuk organik tersebut dapat disebut sebagai pupuk bokashi. Pupuk Bokashi adalah pupuk organik yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik dengan teknologi EM4.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan limbah pertanian dan limbah ternak tidak hanya dilakukan dengan penyampaian materi saja, tetapi juga menampilkan produk dari silase dan pupuk bokashi. Warga yang hadir pada acara tersebut terlihat antusias dan menunjukkan respon yang positif. Budi Setiono, salah satu anggota kelompok tani di Desa Karangrejo yang juga turut hadir dalam acara sosialisasi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya.

"Saya turut mengapresiasi dan juga berterima kasih kepada mahasiswa yang telah sharing pengetahuan mengenai pembuatan pupuk organik. Ini sejalan dengan program jangka panjang kami yang memang akan mengarah ke pertanian organik", paparnya. Dengan diadakannya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan petani dan peternak dapat saling berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan ekonomi desa yang mandiri dan berkesinambungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline