Lihat ke Halaman Asli

Modernisasi Kampus, Mahalnya Biaya Kuliah dan Mahasiswa "Titipan"

Diperbarui: 26 Juni 2024   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru Besar sebagai Tenaga Pendidik di Perguruan Tinggi (Image Source: LLDIKTI)

Modernisasi kampus merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan fasilitas terbaik bagi mahasiswa. Namun, di beberapa kampus di Indonesia, modernisasi ini sering kali terasa kurang efektif. Berbagai permasalahan muncul, mulai dari fasilitas yang tidak terpakai dengan optimal, hingga biaya kuliah yang semakin mahal. Fenomena ini kerap kali dikaitkan dengan kebijakan kampus yang kurang transparan dan adanya pengaruh titipan mahasiswa oleh pejabat kampus.

 Kurang Efektifnya Modernisasi Kampus

Banyak kampus yang berlomba-lomba untuk memperbarui fasilitas mereka, mulai dari gedung-gedung baru yang megah, laboratorium canggih, hingga ruang belajar yang modern. Namun, sering kali fasilitas ini tidak digunakan secara maksimal. Misalnya, laboratorium dengan peralatan canggih hanya digunakan oleh segelintir mahasiswa atau bahkan dibiarkan menganggur. Selain itu, ruang-ruang belajar yang modern sering kali hanya menjadi pajangan, sementara mahasiswa masih kesulitan mencari tempat belajar yang nyaman.

Kurangnya sosialisasi dan pelatihan bagi dosen dan mahasiswa dalam memanfaatkan fasilitas baru ini menjadi salah satu faktor penyebab ketidakefektifan modernisasi kampus. Akibatnya, investasi besar-besaran untuk modernisasi ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

 Mahal Biaya Kuliah

Biaya kuliah yang semakin mahal menjadi beban tambahan bagi mahasiswa dan orang tua. Peningkatan biaya ini sering kali dikaitkan dengan upaya kampus untuk menutupi biaya modernisasi. Sayangnya, banyak mahasiswa yang merasa tidak mendapatkan manfaat sebanding dengan biaya yang mereka keluarkan. Fasilitas yang ada tidak memberikan kontribusi nyata terhadap pengalaman belajar mereka, sehingga menimbulkan ketidakpuasan.

Kondisi ini diperparah dengan adanya ketimpangan fasilitas antara kampus pusat dan kampus cabang. Kampus pusat sering kali mendapatkan prioritas dalam hal modernisasi, sementara kampus cabang tertinggal jauh. Mahasiswa yang berada di kampus cabang merasa tidak mendapatkan hak yang sama, meskipun mereka membayar biaya kuliah yang setara dengan mahasiswa di kampus pusat.

 Mahasiswa Titipan oleh Pejabat Kampus

Salah satu masalah lain yang memperburuk kondisi ini adalah adanya titipan mahasiswa oleh pejabat kampus. Praktik ini sering kali mengakibatkan ketidakadilan dalam penerimaan mahasiswa baru dan penempatan mahasiswa di jurusan-jurusan favorit. Mahasiswa yang dititipkan oleh pejabat kampus biasanya mendapatkan perlakuan istimewa, baik dalam hal fasilitas, bimbingan akademik, maupun kesempatan mendapatkan beasiswa.

Praktik titipan ini mencederai prinsip meritokrasi dan keadilan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa yang berprestasi dan berhak mendapatkan fasilitas terbaik justru tersingkir oleh mereka yang memiliki koneksi. Hal ini tidak hanya merugikan mahasiswa lain, tetapi juga merusak citra kampus sebagai lembaga pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan meritokrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline