Selasa, 16 November 2021, Komisi VII DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke PT Inalum, PT PLN dalam meninjau Asahan I, Asahan II dan Progress Asahan III yang sedang dibangun. Adapun tujuan kunjungan kerja ini adalah untuk melihat permasalahan yang dihadapi oleh PT Inalum dalam meningkatkan Kapasitas Produksinya.
Dalam Kunjungan Kerja ini, Tim dipimpin oleh Sugeng Suparwoto (Nasdem) yang juga sekaligus Ketua Komisi VII DPR RI, didampingi oleh Bambang Wuryanto (Wakil Ketua Komisi VII dari PDIP), Ir. Lamhot Sinaga (Golkar), Nasril Bahar (PAN) dan Novri Oppusunggu (PDIP).
Sehabis berkunjung, di sela sela waktu yang ada, saya berkesempatan berbincang dengan Ir. Lamhot Sinaga (Golkar) di tempat penginapan anggota DPR RI di Hotel Labersa, Balige, Toba.
Lamhot Sinaga mengatakan Kunjungan Kerja ini bermula dari Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi PT Inalum dan jajarannya dengan Komisi VII DPR RI yang memang menjadi mitra kerja yang mengurusi Energi, Badan Riset dan Industri Nasional serta bidang Perindustrian.
Saat itu, Lamhot Sinaga mempertanyakan Mengapa PT Inalum tidak kunjung meningkatkan kapasitas produksi? Dari sejak berdiri tahun 1976 PT Inalum masih hanya mempunyai kapasitas produksi sebesar 250.000 ton per tahun. Sementara Indonesia membutuhkan aluminium sebesar kurang lebih 750.000 ton per tahun, itu artinya Indonesia masih mengimport aluminium sekitar 500.000 ton per tahun. Di sisi yang lain, cadangan Bauksit Indonesia adalah Nomor 6 terbesar di dunia dengan cadangan sekitar 2 miliar ton. Bauksit adalah bahan untuk membuat Alumina. Alumina adalah bahan untuk membuat aluminium.
Lebih lanjut Lamhot Sinaga mengatakan, Artinya disana ada Anomali, cadangan Bauksit kita besar, tetapi import aluminum kita juga besar. Disana kita tidak bisa memaksimalkan Sumber Daya Alam yang kita miliki dengan baik dan optimal. Berdasarkan itulah, di diskusikanlah agar Komisi VII turun ke lapangan, melihat dari dekat, apa masalah yang dihadapi oleh PT Inalum. Itulah dasar Kunjungan Kerja spesifik kali ini.
Setelah melakukan kerja itu, Lamhot Sinaga mengatakan sudah menemukan solusi yang tepat agar PT Inalum bisa meningkatkan Kapasitas produksinya. Masalah yang dihadapi PT Inalum adalah ketersediaan listrik. Untuk menaikkan kapasitas dari 250.000 ton per tahun menjadi 500.000 ton per tahun dibutuhkan tambahan listrik kurang lebih 500 Megawatt lagi. PT PLN yang diwakili Bpk Iqbal yang bertanggung jawab di Region Sumbagut (Sumatera Bagian Utara) mengatakan sedan membangun Asahan III. Dengan selesainya Asahan III, Listrik di Sumbagut sudah Surplus dan kebutuhan untuk tambahan kapasitas produksi PT Inalum bisa dengan mudah dipenuhi.
Lamhot Sinaga mendorong betul PT Inalum bisa meningkatkan Kapasitas produksinya. Tujuannya ada beberapa diantaranya agar PT Inalum yang kebetulan berproduksi di Sumatera Utara menjadi salah satu perusahaan besar dibidang Mining terutama Aluminium. Kedua, dengan peningkatan kapasitas produksi, Indonesia mengurangi importase aluminium dan itu bisa menghemat devisa Negara.
Ketiga, Lamhot Sinaga menyampaikan bahwa dia berkepentingan untuk membuat Inalum sukses karena Dapil nya berada di Sumut II yang kebetulan PT Inalum ada di Dapilnya. Dengan peningkatan kapasitas produksi, PT Inalum pasti akan merekrut tenaga kerja baru hingga ribuan orang. Di sanalah fungsi saya sebagai anggota Dewan. Pendapatan Daerah dan Negara bisa meningkat dan lapangan kerja baru terbuka, tutup Lamhot Sinaga dalam perbincangan kami.