Lihat ke Halaman Asli

Thomson Cyrus

TERVERIFIKASI

Wiraswasta, blogger, vlogger

Harga Sawit dan Karet, Gerus Suara Jokowi di Sumatera

Diperbarui: 18 Desember 2018   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : dokpri

Sekitar akhir bulan oktober 2018 saya berkunjung ke Pekan Baru dalam rangka kunjungan bisnis. Saya coba berbincang dengan berbagai kalangan di sana, soal asap yang jauh berkurang sejak Jokowi jadi Presiden. 

Jauh sebelum Jokowi jadi Presiden, setiap tahun kepungan asap menerpa Sumatera, dampak kebakaran hutan dan lahan pertanian yang begitu massif setiap tahun di Sumatera, sampai sampai negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura berulangkali melancarkan protes kepada Indonesia. 

Bahkan hingga tahun pertama Jokowi jadi Presiden, kebakaran masih luas terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Tahun 2016, Presiden memerintahkan untuk segera memadamkan setiap kali ada pembakaran hutan atau lahan pertanian. Sangking kerasnya perintah saat itu, Kapolda atau Pangdam bisa dicopot jika masih ada kebakaran meluas.

Dan hasilnya 2 tahun terakhir, asap menjauh dari bumi Sumatera dan Kalimantan. Udara mulai segar dan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Selain soal asap, perbincangan yang lain misalnya tentang Jalan tol Pekan Baru -- Dumai. Jalan tol ini memang dibangun untuk menjawab jalan utama pekan baru Dumai yang sudah mulai macet. berkembangnya wilayah timur sumatera dari Pekan Baru hingga Dumai, memang sudah membuat jalur Lintas Timur itu padat dan bahkan sudah sering terjadi macet di berbagai kota kota penyangga seperti di Minas. 

Macetnya jalur ini tentu mempengaruhi pergerakan barang dan orang, dimana waktu tempuh menjadi lebih lama dari sebelum sebelumnya. Jokowi melihat bahwa di masa depan, itu bisa membuat daya saing Riau menurun dan investor akan berpikir ulang membuka usaha di daerah Riau bagian Lintas Timur ini.

Jokowi juga sudah melakukan Groundbreaking untuk pembangunan jalan tol Pekan Baru-Padang. Jalan tol ini juga diperuntukkan untuk memperlancar pengiriman barang dari dan ke dua kota besar itu. 

Selama ini, kebutuhan dasar manusia di Pekan Baru akan kebutuhan pokok seperti beras dan kebutuhan pokok dapur lainnya seperti sayur sayuran banyak di pasok dari Sumatera Barat. Akses yang lebih mudah, tentu saja dapat menurunkan biaya perjalanan barang, dan biaya yang murah tentu saja akan menurunkan harga komoditi sampai di konsumen. 

Jika harga-harga lebih murah tiba di konsumen oleh sebab ada efisiensi biaya perjalanan, maka tentu saja itu baik untuk perekonomian, salah satu menambah daya beli masyarakat. 

Pembangunan tol Pekan Baru-Padang dan PekanBaru-Dumai tentu saja adalah bahagian lain dari beberapa ruas tol yang menyambungkan Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Bakauheni di Lampung hingga Kota Banda Aceh di Aceh sepanjang lebih dari 2000 km jalur utamanya dan lebih dari 600 km cabang cabangnya yang menghubungkan antara kota antar provinsi. 

Jokowi bahkan sangat ambisius dapat menyambungkan tol trans Sumatera tuntas hingga tahun 2024, itu artinya Jokowi dapat menuntaskannya hingga periode kedua nantinya selesai. Bakauheni-Palembang paling lambat juni 2019 sudah tersambung, meski Jokowi memintanya agar selesai hingga april 2019, demi memperlancar lebaran tahun 2019.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline