Setahun yang lalu, saya sering menulis tentang Danau Toba dan Bandara Silangit sejak kedatangan Presiden Jokowi ke destinasi pariwisata Danau Toba yang ada di Sumatera Utara. Bahkan jauh sebelum itupun saya sudah sering menuliskan tentang mati surinya Danau Toba saat itu. Terkenal dengan keindahannya, tetapi berpuluh tahun Danau Toba sepi pengunjung, seperti terkutuk.
Tahun 19 Mei 2015, saya salah satu blogger kompasiana yang diundang makan siang bersama Presiden Jokowi ke istana. Saat itu, satu yang saya sampaikan, tolong diperhatikan Danau Toba bapak Presiden, kataku saat itu, karena saya yakin Danau Toba itu berkat buat orang Batak. Tahun 2016 sekitar bulan maret, Presiden berkunjung ke Danau Toba, Terbang dari Bandara Kualanamu ke Bandara Silangit di Siborong borong, Tapanuli Utara dengan tujuan melihat seperti apa sebenarnya keindahan Danau Toba.
Rombongan Presiden Jokowi saat itu disambut Bupati Tapanuli Utara, Bpk Nikson Nababan didampingi oleh beberapa Bupati lain dari kabupaten sekitar Danau Toba. Di parapat, Presiden rapat bersama Gubernur Sumut beserta 7 Bupati di seputaran Danau Toba dengan topik agar menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi unggulan Pariwisata Danau Toba.
Saat itu, Presiden memerintahkan Maskapai Garuda Indonesia untuk membuka rute penerbangan Jakarta Silangit dan Silangit Jakarta dengan tujuan agar para wisatawan lebih dekat ke Danau Toba, memutuskan lamanya waktu perjalanan jika harus melewati Bandara Kualanamu. Di samping memerintahkan manajemen Garuda Indonesia membuka rute penerbangan, Presiden Jokowi juga menugaskan Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Silangit untuk membenahi Bandara Silangit mulai dari memperpanjang landasan pacu menjadi 2650 x 45 meter agar bisa dilandasi oleh pesawat berbadan besar, juga me make over Ruang tunggu penumpang dan parkir mobil juga parkir pesawat. Singkatnya, Bandara Silangit dimake over agar bisa hidup kembali.
Bandara Silangit ini, sebenarnya sudah lama ada, bahkan sejak jaman penjajahan Jepang, Bandara ini sudah ada, tetapi entah dimana masalahnya, Bandara ini tidak pernah serius diurus, hingga puluhan tahun, mati suri, mati segan, hidup tak mau. Di zaman SBY, Bandara ini sempat ingin dihidupkan kembali, tetapi tidak tahu, di tengah jalan tidak ada perkembangan, meskipun Presiden SBY sudah pernah mendarat ketika itu di Bandara Silangit ini. sesudah itu kita tidak tahu apa yang terjadi.
Adalah Presiden Jokowi yang menyulap dan sangat yakin akan fungsi dan kegunaan Bandara Silangit ini terutama buat kemajuan Destinasi Wisata Danau Toba. Tahun 2016, jumlah penumpang di Bandara Silangit pada semester I mencapai 31.054 penumpang dan tahun 2017 semester I jumlah penumpang di Bandara Silangit sudah mencapai 124.701 naik hingga 300 persen. Tingkat keterisian pesawat diatas 85% setiap kali melakukan penerbangan.
Berkaca dari peningkatan tersebut, seiring perkembangan dan potensi wisata di Danau Toba, lalu diputuskan lagi, Bandara Silangit menjadi Bandara International. Rute pertama penerbangan internasional sudah ditetapkan dari Singapura dan demikian selanjutnya. Jadi para wisatawa mancanegara nantinya tidak perlu lagi lewat Bandara Kualanamu jika hendak plesiran ke Danau Toba. Langsung ke Bandara Silangit juga bisa dan bahkan lebih efisien dan lebih cepat. Dengan berubahnya status Bandara Silangit menjadi Bandara International, diharapkan akan ada rute rute baru yang langsung dari Shanghai China misalnya, dari Bangkok dan dari Kuala Lumpur.
Tanggal 28 oktober 2017, tepat di hari Sumpah Pemuda, Presiden Jokowi direncanakan meresmikan Bandara Silangit menjadi Bandara International. Di tangan Jokowi, Bandara Silangit langsung melangit, dari mati suri menjadi Bandara International. Semoga Bandara ini bisa menjadi kebanggaan orang Batak.
Ayo sobat, luangkan waktumu, berliburlah ke Danau Toba. Lewat Bandara Silangit, jarak semakin dekat. Bandara Silangit, Pintu Gerbang Danau Toba. Rasakan sensasi Danau Toba.
---
Salam kompasiana!